AKIDAH

Masa Depan Orang yang Beriman dan Istiqamah di atas Keimanan

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُون

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, “Allah adalah Tuhan kami”, kemudian mereka itu istiqamah – berpendirian teguh, maka para malaikat akan turun kepada mereka – dan berkata: “Janganlah kalian takut dan bersedih hati. Bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan untuk kalian”. (Q.S. Fushshilat/41: 30-32).

Ayat ini ditujukan kepada orang-orang yang beriman dan istiqamah di atas keimanannya. Melalui ayat ini Allah menginformasikan bahwa orang yang beriman dan istiqamah akan didatangi malaikat dan malaikat tersebut akan memberikan informasi penting agar orang yang beriman dan istiqamah tidak takut dan khawatir apalagi bersedih hati, karena harusnya mereka bergembira, tempat kembali yang dijanjikan untuk mereka adalah surgaNya. Dengan syarat mereka beriman dan istiqamah di atas keimanannya.

Dahulu, ada seorang pria datang menemui Rasulullah dan bertanya satu kalimat yang dia tidak perlu bertanya kepadda selain Rasulullah makna kalimat tersebut. Suatu kalimat yang akan menyelamatkan ia di dunia dan akhirat. Rasulullah menjawab singat, katakanlah aku beriman kepada Allah lalu istiqamahlah.

Diriwayatkan dari Abu ‘Amr -ada yang mengatakan namanya adalah Abu ‘Amrah- Sufyan bin Abdullah -semoga Allah meridhainya-, ia menuturkan:

يَا رَسُول الله، قُلْ لي في الإسْلامِ قَولًا لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا غَيْرَكَ. قَالَ: قُلْ: آمَنْتُ بِاللهِ، ثُمَّ اسْتَقِمْ.

“Saya bertanya: Ya Rasulullah, ajarkan kepadaku suatu kalimat dalam Islam yang saya tidak akan menanyakan lagi pada seseorang selain dirimu.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Katakanlah, aku beriman kepada Allah kemudian istiqamahlah – berpegang teguhlah pada kebenaran.” (HR Muslim).

Karenanya dahulu para ulama selalu berdoa kepada Allah Ta’ala agar diberikan keistiqamahan di jalan Allah. Khususnya ketika membaca ayat ini. Imam Al Baghawi menukilkan dalam tafsirnya perkataan Imam Qatadah yang menceritakan kebiasaan Imam Al Hasan ketika membaca ayat ini beliau senantiasa berdoa agar dikaruniakan keistiqamahan :

وَقَالَ قَتَادَةُ: كَانَ الْحَسَنُ إِذَا تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ قَالَ: اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبُّنَا فَارْزُقْنَا الِاسْتِقَامَةَ.

Imam Qatadah berkata, Al Hasan jika membaca ayat ini maka ia berdoa “Ya Allah Engkau adalah Tuhan kami, rezekikanlah kepada kami keistiqamahan”.

Perhatikan firman Allah “Tatanazzala ‘alaihimul malaikat”, malaikat turun kepada mereka. Kata “tatanazzala” adalah kata kerja akan datang (fi’il mudhari’) dari kata “tanazzala”. Dan kata “tanazzala” adalah bentuk turununan (derivasi) yang terangkai dari empat huruf (ruba’i) dari kata “nazala” yang artinya turun. Artinya, malaikat turun dan menyapa orang beriman yang istiqamah di atas keimanannya. Pertanyaannya, kapan hal ini terjadi? Apakah ketika orang tersebut masih hidup? Atau ketika nyawanya dicabut? Atau ketika di kubur?

Menurut Ibnu Abbas turunnya malaikat terjadi ketika mati. Artinya, ketika malaikat maut, pencabut nyawa datang ke orang yang beriman dan istiqamah maka ia akan menyampaikan berita gembira, “Janganlah kalian takut dan bersedih hati. Bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan untuk kalian”. Artinya jangan takut dengan kematian dan kehidupan setelah kematian karena tempat kembali kalian sudah jelas yaitu surgaNya. Dan janganpula khawatir dan bersedih hati, apa yang telah kalian lakukan di dunia adalah amal kebaikan yang akan berbuah kebaikan yang berlipat ganda di akhirat.

Namun menurut Imam Qatadah dan Muqatil hal ini terjadi ketika mereka bangkit dari kubur mereka. Artinya ketika orang-orang beriman dan istiqamah dibangkitkan dari kubur mereka, para malaikat datang dan menginformasikan kepada mereka, “Janganlah kalian takut dan bersedih hati. Bergembiralah dengan surga yang telah dijanjikan untuk kalian”. kedua pendapat ini dinukilkan Imam Al Baghawi dalam tafsirnya Ma’alimut Tanzil. Beliau menuliskan:

قَوْلُهُ عَزَّ وَجَلَّ: تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ، قَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: عِنْدَ الْمَوْتِ. وَقَالَ قَتَادَةُ وَمُقَاتِلٌ: إِذَا قَامُوا مِنْ قُبُورِهِمْ.

Firman Allah Azza wa Jalla, “Maka para malaikat akan turun kepada mereka”. menurut Ibnu Abbas hal ini terjadi ketika mati. Menurut Qatadah dan Muqatil ketika mereka bangkit dari kubur mereka.

Terlepas dari dua pendapat tadi, Imam Waki ibnul Jarrah menyebutkan bahwa berita gembira itu terjadi bukan hanya pada dua tempat tadi, namun justru pada tiga tempat sekaligus, yaitu ketika mati, di kubur dan ketika dibangkitkan dari kubur. Orang beriman yang istiqamah akan mendapat informasi berita gembira bahwa tempat kembali mereka adalah surgaNya seperti yang telah dijanjikan untuk mereka dan menurut Imam Waki ibnul Jarrah hal itu terjadi tidak hanya ketika mereka mati, namun akan ditegaskan ketika mereka di kubur dan dibangkitkan dari kubur. Imam Al Baghawi menukilkan perkataan beliau dalam tafsirnya:

قَالَ وَكِيعُ بْنُ الْجِرَاحِ: الْبُشْرَى تَكُونُ فِي ثَلَاثِ مَوَاطِنَ: عِنْدَ الْمَوْتِ وَفِي الْقَبْرِ وَعِنْدَ الْبَعْثِ أَلَّا تَخافُوا، مِنَ الْمَوْتِ.

Waki ibnul Jarrah berkata, informasi berita gembira itu disampaikan pada tiga tempat, ketika mati, di kubur dan ketika dibangkitkan dari kubur, agar mereka tidak takut dari kematian.

Apa Itu Istiqamah?

Apa itu istiqamah? Secara harfiyah istiqamah diterjemahkan KBBI dengan sikap teguh pendirian dan selalu konsekuen. Sikap teguh pendirian atau berlaku lurus dalam pandangan syariat adalah melaksanakan perintah Allah baik perintah bermakna wajib atau larangan. Inilah pendapat Ali bin Abi Thalib.

وَقَالَ عَلِيٌّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَدَّوُا الْفَرَائِضَ.

Ali bin Abi Thalib berkata -istiqamah adalah- : Mereka melaksanakan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan. Pendapat ini juga didukung oleh Abdullah bin Abbas. Beliau berkata:

وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ: اسْتَقَامُوا عَلَى أَدَاءِ الْفَرَائِضِ.

Abdullah bin Abbas berkata : “Mereka istiqamah dalam melaksanakan perintah-perintah Allah.” Al Hasan menjelaskan lebih luas lagi dengan menambahkan perincian mengamalkan ketaatan dan menjauhi maksiat. Beliau berkata:

وَقَالَ الْحَسَنُ: اسْتَقَامُوا عَلَى أَمْرِ اللَّهِ تَعَالَى فَعَمِلُوا بِطَاعَتِهِ وَاجْتَنَبُوا مَعْصِيَتَهُ.

Al Hasan berkata: Mereka istiqamah di atas perintah Allah Ta’ala, mereka mengamalkan perintah dengan mentaatiNya dan menjauhi maksiat kepadaNya.

Mudah-mudahan Allah memberikan keistiqamahan kepada kita semua.

Ustaz Reza Prima

Artikel Terkait

Back to top button