BEAUTY

Menjadi Muslimah Dirindu Surga

“Dunia adalah perhiasan, dan sebaik baik perhiasan adalah wanita shalihah.” (HR. Muslim)

Sahabat muslimah, sungguh mulia seorang wanita yang menyandang predikat sebagai wanita shalihah. Sebab emas dan permata bahkan perhiasan termahal dan terbaik di dunia, tak mampu menyaingi kedudukan wanita yang shalihah. Maka, merugilah jika seorang muslimah tak memiliki cita-cita menjadi muslimah yang shalihah.

Muslimah shalihah jelas dirindukan surga. Karena surga memang layak menjadi persinggahannya yang terakhir. Sebab ia telah menghiasi dirinya dengan akhlak yang mulia. Ia mengerjakan amal-amalan yang shalih. Sehingga ia layak masuk surga dari pintu surga mana pun. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu’alayhi wa Sallam kabarkan, “Apabila seorang wanita sholat lima waktu, berpuasa bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dari zina, dan taat kepada suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia kehendaki.” (HR. Ibnu Hibban dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Shahihut Targhib: 1931).

Namun hari ini, tak sedikit muslimah yang terbuai dengan kesenangan dunia. Sehingga predikat muslimah shalihah tak lagi disandangnya. Imannya tergadaikan demi meraih kenikmatan duniawi. Baju ketaatannya ia tanggalkan demi pundi-pundi rupiah. Gaya hidup bebas ala Barat telah menggiring muslimah hari ini ke jurang kenistaan.

Lihatlah hari ini, berita dipenuhi kisah muslimah yang menjual kehormatannya demi materi. Rela menjual diri demi hidup glamor ala sosialita. Cerita hari juga dipenuhi seorang muslimah yang tega membunuh bayi yang baru dilahirkannya. Buah dari zina bebas. Tak sedikit pula kisah seorang muslimah yang membunuh anak-anaknya akibat tak sabar mengasuh. Alih-alih menyandang predikat wanita shalihah. Predikat seorang wanita pun tak pantas ia sandang. Sebab perilakunya tak layak disebut manusia yang beradab.

Sahabat muslimah, sungguh hari ini, para orang tua merindukan anak yang shalihah. Para suami juga merindukan istri yang shalihah. Dan anak-anak juga merindukan kembalinya ibu yang yang shalihah. Maka menjadi azzam bagi kita untuk senantiasa membentuk diri kita menjadi muslimah-muslimah yang shalihah. Karena keimanan itu bisa saja terkikis sebab dahsyatnya godaan setan. Apatah lagi kaum muslimah hari ini hidup dalam masyarakat yang jauh dari aturan Allah Ta’ala. Hidup dalam masyarakat yang memisahkan aturan agama dari kehidupan. Dimana menjadi sumber kemaksiatan di tengah umat.

Untuk itu agar kita menjadi muslimah shalihah yang dirindukan surga. Kita harus berupaya menghadirkan suasana keimanan dalam diri kita. Agar predikat shalihah yang kita sandang tak luntur di telan hawa nafsu dunia. Berikut beberapa upaya meningkatkan diri kita menjadi pribadi yang shalihah:

Pertama, meningkatkan ketakwaan individu. Caranya perbanyak asupan tsaqofah dan pemahaman Islam. Jangan malas mengikuti kajian, seminar, talkshow, parenting dan training keislaman. Pribadi yang senantiasa disirami dengan tsaqofah Islam akan terbentuk diri dan jiwa yang hanif dan shalih. Hal ini dapat membentengi diri kita dari berbagai jeratan gaya hidup bebas ala Barat. Apatah lagi wajib bagi seorang muslim untuk menuntut ilmu. Penting juga bagi seorang ibu/calon ibu untuk berilmu sebagai bekal untuk menjalankan perannya dalam mendidik anak-anaknya.

Kedua, meningkatkan idrak silla billah. Idrak silla billah adalah kesadaran hubungan dengan Allah Ta’ala. Pribadi yang memiliki idrak silla billah akan berhati-hati dalam setiap beraktivitas. Ia akan senantiasa sadar bahwa Allah Ta’ala selalu mengawasinya. Ia akan menjadikan ridha Allah Ta’ala sebagai tujuan dalam setiap aktivitasnya. Sehingga tiada yang lain kecuali ridha Allah Ta’ala semata-mata yang ingin diraihnya.

Ketiga, perbanyak muhasabah diri. Manusia tak terlepas dari dosa. Jika tergelincir dalam dosa maka segeralah dikoreksi dan segera bertaubat. Lalu berpaling dari segala perantara yang dapat mengantarkan pada maksiat. Kalau kita melihat ada kekurangan dalam amalan yang wajib, maka berusaha keras untuk memenuhinya dengan sempurna dan meminta tolong pada Allah untuk dimudahkan dalam ibadah. Bermuhasabah diri menjadi wasilah bagi kita menyadari segala kesalahan kita dan meminta ampunan agar Allah Ta’ala menggugurkan dosa-dosa kita.

Keempat, berteman dengan orang-orang shalih. Manusia itu laksana sekawanan burung, memiliki naluri untuk berkumpul dengan sejenisnya. Oleh karena itu, jika kita ingin menjadi orang shalih, hendaklah berusaha berkawan dan berkumpul dengan orang-orang shalih. Allâh Azza wa Jalla berfirman yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allâh, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur).” (At-Taubah/9:119).

Berteman dengan orang-orang shalih akan menghasilkan ilmu-ilmu yang bermanfaat, akhlak-akhlak yang mulia, dan amal-amal yang shalih bagi kita. Di satu sisi teman yang shalih tak segan-segan mengingatkan jika kita berbuat salah dan maksiat.

Sahabat muslimah, menjadi harapan kita bersama bahwa kitalah wanita shalihah yang disebutkan dalam hadits di atas. Maka, mari kita bersama-sama meningkatkan kualitas diri kita! Tak hanya menyandang predikat muslimah biasa, tapi berusaha menjadi muslimah shalihah yang dirindukan surga! Insyaallah. Wallahu’alam.

[Ummu Naflah]

Artikel Terkait

Back to top button