SUARA PEMBACA

Saat Persekusi Menyambangi Dakwah, Doa dan Berzikirlah!

“Jika Allah menolong kalian maka tak ada seorang pun yang dapat mengalahkan kalian.” (Q.S. Ali-Imron[3]: 160).

Kedua, menyayangkan jika pihak yang mempersekusi ustaz di zaman sekarang justru bagian dari Kaum Muslim, sementara Rasulullah Saw. Dipersekusi oleh Kaum Kafir Quraisy yang jelas mengingkari Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Namun, kekecewaan itu janganlah menjadi bensin untuk meledakkan perpecahan di tubuh Kaum Muslim. Sementara GP Ansor dikenal sebagai bagian dari tubuh Nahdlatul Ulama yang begitu besar. Pucuk NU pun ikut menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh GP Ansor. Mengherankan jika bagian tubuhnya tak seiring sejalan dengan dakwah NU pada hakikatnya.

Ketiga, Persekusi terus terjadi karena ketiadaan kepemimpinan umat yang merujuk kepada Kitabullah dan Sunah Rasulullah Saw. Sehingga ajaran Islam dengan mudahnya ditafsirkan sesuai dengan kepentingan kekuasaan.

Pengusung demokrasi sering kali bersikap sensitif jika posisinya terusik dengan syiar Islam kaffah yang dinilai menggoyang kuasanya. Mereka tak segan-segan untuk melontarkan cap negatif kepada para ustaz juga ulama. Dengan istilah radikal, anti- Pancasila, Anti-NKRI, atau bahkan sampai menyimpulkan bahwa konten dakwah yang disampaikan bernilai provokatif. Namun, pada faktanya tuduhan itu tak pernah terbuktikan. Sementara mereka menutup pintu diskusi untuk mencari sebaik-baik solusi dan memegang teguh tafsir sendiri.

Sehingga tak ada jalan lain untuk mengakhiri persekusi selain mewujudkan doa serta zikir bukan semata pada skala individu, melainkan juga masyarakat dan negara. Dengan menguatkan ukhuwah Islamiyah dalam kepemimpinan Islam, insyaallah kaum Muslim ada dalam tatanan kehidupan penuh berkah karena ketaatan kaffah pada syariah. Wallahu a’lam bishowab.

Ammylia Rostikasari, S.S.
(Komunitas Penulis Bela Islam)

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button