SUARA PEMBACA

Sampah Menggunung di Kota Bandung

Tampak pemandangan tak biasa di beberapa titik, di ruas-ruas jalan Kota Bandung. Sama halnya yang demikian, di halaman rumah-rumah warga. Aroma tak sedap terendus ke luar dari tumpukan sampah yang berada di sana. Dampak dari kebakaran Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sarimukti, pembuangan sampah dari empat daerah di Bandung Raya terhenti. Akhirnya sampah menggunung di Tempat-Tempat Penampungan Sementara atau TPS-TPS, hingga luber ke tepi jalan.

Sementara sampai saat ini petugas gabungan masih berusaha memadamkan api yang berkobar di bawah tumpukan sampah Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Sarimukti. Asap pekat masih menyelimuti area, bergerak sampai ke permukiman warga di sekitarnya. Bara api masih menyala di balik sampah-sampah yang bertumpuk sejak Senin (21/08/2023) malam.

Saat ini sumber kebakaran TPA Sarimukti mulai sedikit teratasi. Tetapi kini muncul masalah lain, yaitu penumpukan sampah di Kota Bandung dan Bandung Raya sebanyak 8000 ton, yang tidak terangkut. Inilah yang kini menghiasi Kota Kembang. Maka Pemerintah Kota Bandung akhirnya bergerak cepat membentuk Satgas Kedaruratan Sampah untuk menyikapi kondisi ini.

Di samping itu, Pemerintah Kota (Pemkot) juga segera mengeluarkan Biaya Tak Terduga (BTT) untuk penanganan sampah. Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Bandung Ema Sumarna mengatakan bahwa hal ini juga sebagai respon atas ketetapan Gubernur Jawa Barat yang menyatakan Bandung Raya dalam kondisi darurat sampah sejak tanggal 24 Agustus 2023 lalu. (CNNIndonesia, 28/8/2023)

Plh Wali Kota Bandung, Ema Sumarna menjelaskan, saat ini Pemkot Bandung sedang menggali lahan di Tegalega dengan ukuran 6 x 6 meter dengan kedalaman 3 meter.

“Kami ambil langkah sporadis untuk organik, dengan cara gali lubang tutup lubang, berlokasi di Tegalega,” ujarnya di Balai Kota Bandung, Selasa (29/08/2023).

Meski Sarimukti berangsur-angsur membaik, dan sampah sedikit demi sedikit mulai diusung ke bagian yang tidak terbakar, tetapi di beberapa tempat masih ada gunungan sampah. Secara bertahap Sarimukti telah difungsikan kembali. Akan tetapi tentu tidak berhenti sampai di sini. Selain Bandung, kasus sampah juga ada di berbagai kota di tanah air. Sejatinya ia akan terus ada bersama denyut nadi kehidupan, karenanya perlu solusi hakiki untuk mengatasinya.

Sekularisme Penghasil Sampah

Sampah selalu menyertai kehidupan. Di mana ada kehidupan, di situ akan terdapat sampah. Problematika kita hari ini adalah sampah yang berada dalam pola asuh sekularisme. Jika ditelisik lebih mendalam, maka akan didapati beberapa permasalahan. Yang pertama adalah bahwasanya sekularisme tidak melibatkan Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari, maka perilaku manusia pun jauh dari syariat.

Materi yang menjadi standar kebahagiaan, mendorong manusia mengejarnya hingga melahirkan budaya konsumtif. Demi kepuasan jasadiyah, masyarakat menggunakan banyak barang, pakaian, serta makanan yang melebihi kebutuhannya. Sisanya akan menjadi sampah.

Kemudian yang kedua, penggunaan bahan-bahan yang sulit terurai secara alami, seperti plastik atau styrofoam dan sebagainya, masih berkelindan di dalam kehidupan sehari-hari. Maka tatkala bahan tersebut menjadi sampah, timbul pencemaran di udara, laut dan bumi. Jika hal ini dibiarkan terus menerus, akan mengganggu keberlangsungan hidup makhluk Allah lainnya, pun merusak alam.

Faktor berikutnya adalah minimnya kesadaran menjaga kebersihan lingkungan. Sebagian masyarakat masih abai, dan membuang sampah sembarangan, sehingga tampak sampah di mana-mana, bahkan pun di jalan-jalan umum. Maka perlu antisipasi yang tepat dari sejak hulu hingga hilirnya, agar sampah tidak membebani masyarakat, juga negara.

Islam Solusi Tuntas terhadap Masalah Sampah

Penerapan Islam kaffah, menjadikan rahmat bagi semesta alam. Akidah sebagai pondasi pemikiran, membuat manusia tunduk dan patuh terhadap Allah SWT. Negara akan mengatur peredaran barang dan makanan di tengah masyarakat sebagaimana Islam menuntunnya. Suasana keimanan yang muncul dalam penerapan Islam kaffah, menjadikan masyarakat fokus pada aktivitas dakwah dan penyebaran Islam, serta tidak lagi tergoda berbelanja di luar kebutuhannya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button