#Save RohingyaINTERNASIONAL

UNHCR PBB Khawatirkan 180 Rohingya Meninggal di Laut

Bangladesh (SI Online) – Setidaknya 180 warga Rohingya yang telah meninggalkan Bangladesh dengan perahu pada bulan November mungkin telah meninggal setelah terombang-ambing di laut selama sekitar satu bulan di kapal yang tidak layak melaut tanpa makanan atau air, menurut badan pengungsi PBB (UNHCR).

Kapal itu dikabarkan berangkat dari pantai distrik Cox’s Bazar ke Malaysia dan terdampar karena kerusakan mesin.

“UNHCR telah menerima laporan yang belum dikonfirmasi tentang sebuah perahu dengan 180 orang Rohingya hilang di laut. Kerabat kehilangan kontak. Mereka yang terakhir berhubungan menganggap semuanya sudah mati. Kami berharap ini bukan masalahnya,” kata dia dalam cuitan di Twitter pada Sabtu lalu.

Perkembangan itu terjadi setelah PBB berulang kali menyerukan untuk menyelamatkan Rohingya yang teraniaya.

“Perahu naas ini memulai perjalanannya pada akhir November, bersamaan dengan yang diselamatkan di perairan Sri Lanka. Laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan kapal yang tidak layak melaut itu mulai retak pada awal Desember sebelum kehilangan kontak,” kata UNHCR.

“Jika benar, ini akan menjadi berita yang menghancurkan,” lanjut badan PBB itu.

“Hati kami tertuju pada semua keluarga yang akan kehilangan orang yang dicintai dalam tragedi yang mengejutkan ini. Kami mengulangi permohonan kami kepada negara-negara di kawasan ini untuk membantu menyelamatkan nyawa. Ini harus menjadi prioritas.”

UNHCR dalam sebuah pernyataan pada 23 Desember mengatakan bahwa 190 orang yang putus asa berada di ambang kematian di laut, terapung-apung di suatu tempat antara Laut Andaman dan Teluk Benggala karena permintaan negara-negara Asia untuk menyelamatkan dan menurunkan mereka terus diabaikan.

Menurut laporan media dan informasi dari organisasi hak asasi manusia, pengungsi Rohingya di dua kapal lain yang terapung-apung di laut selama beberapa minggu terakhir berhasil diselamatkan.

Sekitar 154 pengungsi di sebuah kapal diselamatkan oleh kapal layanan minyak Vietnam pada 8 Desember dan diserahkan ke angkatan laut Myanmar, sementara kapal lain yang membawa 104 pengungsi diselamatkan oleh angkatan laut Sri Lanka pada 18 Desember di Pelabuhan Kankesanturai.

Md. Nur Khan Liton, seorang pembela hak asasi manusia terkemuka, baru-baru ini mengatakan bahwa tiga atau empat kapal bermesin meninggalkan pantai Cox’s Bazar pada bulan November dengan setidaknya 400 pengungsi Rohingya di dalamnya.

Bangladesh telah menyediakan tempat berlindung bagi 1,2 juta pengungsi Rohingya di pantai tenggara di Cox’s Bazar sejak masuknya pengungsi pada tahun 2017 karena tindakan keras militer Myanmar.

Pengungsi melakukan perjalanan laut yang berbahaya untuk mencapai Malaysia, Thailand dan Indonesia.

sumber: anadolu

Artikel Terkait

Back to top button