LIFESTYLE

Amanah Dua Perempuanku

Masih terngiang bagaimana kebiasaan masyarakat jahiliyah dahulu. Bagi mereka memperoleh anak perempuan merupakan satu musibah kepada keluarga tersebut. Karena anak perempuan dianggap hanya mendatangkan sial dan memalukan keluarga. Lantaran itu, Keluarga merasa terhina. Sehingga sanggup membunuh dan menanam hidup-hidup demi menjaga kehormatan keluarga.

Keberadaan Islam menyempurnakan ajaran sebelumnya. Menutup rapat kebiasaan masyarakat jahiliyah terhadap perlakuan kepada anak perempuan. Islam ajaran totalitas tanpa terkecuali.

Kehadiran anak adalah amanah dari Allah. Baik laki-laki maupun perempuan. Namun, Islam menjelaskan bagaimana keutamaan mempunyai anak perempuan.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata :

“Ada seorang wanita yang datang menemuiku dengan membawa dua anak perempuannya. Dia meminta-minta kepadaku, namun aku tidak mempunyai apapun kecuali sebiji buah kurma.Lalu aku berikan sebuah kurma tersebut untuknya

Wanita itu menerima kurma tersebut dan membaginya menjadi dua untuk diberikan kepada kedua anaknya, sementara dia sendiri tidak ikut memakannya. Kemudian wanita itu bangkit dan keluar bersama anaknya. Setelah itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dan aku ceritakan peristiwa tadi kepada beliau, maka Nabi shallallhu ‘alaii wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang diuji dengan anak-anak perempuan, kemudian dia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang dari siksa api neraka” (H.R Muslim ).

Sahabat, amanah dari Allahlah yang nantinya akan menjadikan kita dihisab kelak. Sukses dan tidaknya kita dalam menjaga amanah tersebut. Tak hanya sekedar menjadikanya dewasa dan sukses materi saja trus selesai. Tapi sejauh mana kita membekalinya dengan Islam.

Memastikan bagaimana Islam menjadikan standar dalam hidupnya. Pola pikirnya terasah dengan tsaqofah Islam. Begitupum dengan pola sikapnya yang tidak lain hanyalah realisasi dari pemahaman Islam.

Larutnya nilai-nilai keIslaman zaman sekarang. Tak berbeda jauh dengan keberadaan saat jahiliayah dulu. Hanya berbeda waktu saja. Bagaimana aturan Islam dicampakkan. Memungut aturan yang datang dari manusia, kapitalisme. Yang menjadikan materi sebagai tolok ukur.

Sehingga wajar, keberadaan anak perempuan demikian rusaknya. Rusak pemikiran yang membawa kerusakan moral. Karena generasi ibu dalam mendidiknya sangat jauh dari aturan Islam. Jika demikian, layakkah kita mendapat ganjaran seperti yang ucapkan Rasulullah?

Sebuah tamparan yang keras bagi generasi ibu sekarang. Bahwasanya amanah dari Allah adalah suatu kenikmatan yang tak boleh disia-siakan. Mengupayakan berbagai proses dalam mendidik amanah perempuan kita adalah kewajiban. Kesemuanya harus kita lakukan tentunya menjadikan Islam sebagai sumber landasan dalam mendidiknya. Hingga kita bisa mencapai derajat penghalang kedua orang tuanya dari siksa api Neraka. Aamin Ya Rabb. Wallahua’lam bi showab.

Silvi Ummu Azyan
(Ummahat Peduli Generasi)

Artikel Terkait

Back to top button