ANTI HOAKSDAERAH

Bantah Kabar Pemurtadan di Cianjur, Kemenag: Hoaks, Tak Ada Desa Panyawangan Itu

Jakarta (SI Online) – Kementerian Agama Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, membantah berita yang menyebutkan salah satu desa di Cianjur warganya hampir 100 persen berpindah agama keluar Islam.

Kasi Bimas Islam Kantor Kemenag Kabupaten Cianjur, H. Asep Kaerul Mukmin, menegaskan, kabar yang banyak beredar di media sosial itu adalah berita hoaks yang sudah lama.

“Pada awal tahun 2018 berita ini sudah muncul dan kemudian langsung ditindaklanjuti oleh Peneliti Balitbang Kemenag RI dengan peneliti yaitu Bu Faiqoh dan Bu Lubna yang langsung menuju lokasi didampingi KUA dan Penyuluh,” ungkap Asep seperti dilansir situs resmi Kemenag Cianjur, dikutip pada Selasa, 21 Juli 2020.

Hasil temuan di lapangan, lanjut Asep, Desa Panyawangan yang disebut dalam berita hoaks itu sejatinya tidak ada.

Asep menerangkan, wilayah Kecamatan Ciranjang hanya terdiri atas sembilan desa, yakni Desa Cibiuk, Desa Ciranjang, Desa Gunungsari, Desa Karangwangi, Desa Kertajaya, Desa Mekargalih, Desa Nanggalamekar, Desa Sindangjaya, dan Desa Sindangsari.

“Sedangkan untuk warga non-Muslim berada di Desa Sindangsari dan Kertajaya Cianjur dan merupakan warga keturunan,” ujarnya.

Malah sesuai informasi yang didapat dari penyuluh yang bertugas di daerah Ciranjang, sudah banyak warga yang masuk Islam, terutama di Desa Kertajaya, Kampung Pasir Kuntul.

“Warga yang mualaf sudah diberikan pembinaan dan pembekalan dari penyuluh yang bertugas disana,” ujarnya.

Peneliti Balitbang Kemenag RI, Ibnu Hasan Muchtar menambahkan, berita terkait pemurtadan di Ciranjang sudah lama beredar.

“Saya memang mengadakan penelitian di Kabupaten Cianjur mengenai penggunaan rumah tinggal yang dijadikan tempat peribadatan umat Kristiani dan pada saat permasalah ini muncul, saya dan tim langsung turun untuk mendapatkan keterangan langsung dari berbagai sumber yaitu pihak Kemenag Kab. Cianjur, KUA dan penyuluh di wilayah tersebut dan tidak ditemukan Kristenisasi seperti yang diberitakan,” jelasnya.

Menurutnya, warga non-Muslim di wilayah tersebut merupakan warga keturunan yang dari dulunya memang bukan orang Islam.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button