DAERAH

Beras Sulit Didapat, Warga Banyumas Makan Nasi Oyek dan Gaplek

Banyumas (SI Online) – Musim kemarau yang berkepanjangan membuat sebagian warga di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah kesulitan mendapatkan beras. Untuk mengganjal perut mereka mengonsumsi nasi oyek dan gaplek.

Nasi oyek merupakan makanan dari singkong yang direndam dan kemudian diolah menjadi mirip nasi. Sementara gaplek adalah singkong yang dirajang-rajang kemudian dikeringkan dengan cara dijemur.

Bagi warga Dusun Wana Rata, Desa Kalitapen, Kecamatan Purwojati, Kabupaten Banyumas, Jateng, mengkonsumsi nasi oyek dan gaplek bukan hal baru lagi. Mereka sudah makan nasi oyek dan gaplek selama bertahun-tahun. Namun saat musim kemarau, frekuensi makan menu tradisional itu lebih sering lantaran sulit mendapatkan beras.

Desa Kalitapen berada di atas perbukitan. Kondisi inilah yang membuat lahan tanah di Desa Kalitapen tidak bisa ditanami padi. Di musim kemarau, tak ada satu lahan pun yang bisa ditanami padi. Akhirnya, kebutuhan mengkonsumsi nasi oyek bagi warga setempat semakin tinggi. Mahalnya harga beras juga menjadi alasan kuat bagi warga untuk terus mengonsumsi nasi oyek.

Keluarga Misdar (42) dan Wartem (38) misalnya. Pasutri yang tinggal bersama anak dan mertuanya ini mengaku sudah terbiasa mengonsumsi nasi oyek. Saking seringnya, Misdar bahkan menyebut nasi beras dan nasi oyek mempunyai rasa yang sama.

“Bagi saya dan keluarga di sini, nasi oyek sudah menjadi makanan yang biasa. Namun saat musim kemarau kebutuhan makan nasi oyek ini bertambah sebagai pengganti beras yang susah didapat dan mahal,” tutur Misdar, Selasa (31/7/2018).

Karto (60), Kepala Dusun Wanarata mengatakan, dari 450 kepala keluarga di wilayahnya, ada sekitar 50 keluarga keluarga yang mengonsumsi nasi oyek karena musim kemarau tidak panen padi. “Makanya warga di sini membuat oyek sebagai pengganti nasi (beras),” ujar Karto.

Hampir sebagian warga Desa Kalitapen mengaku sudah terbiasa mengkonsumsi nasi oyek dan gaplek. Bahkan mereka menyetok nasi oyek sebab bisa bertahan hingga setahun setelah dikeringkan dan disimpan dalam bungkus plastik. Saat dikonsumsi, nasi oyek dikombinasikan dengan daun pepaya sebagai lauk.

Harga beras dan singkong sebagai bahan oyek dan gaplek sebenarnya sama, sekitar Rp10.000 per kilogram (kg). Namun warga Kalitapen lebih mudah mendapatkan singkong dibanding beras karena bisa memperolehnya di kebun. Sementara untuk membeli beras, mereka harus menempuh jarak hampir 10 kilometer. Warga Kalitapen tidak mengeluhkan kondisi yang dialami. Mereka tetap bersyukur dengan kondisi alam yang masih bisa memberikan makanan.

sumber: sindonews.com

Artikel Terkait

Back to top button