AKIDAH

Bersama Kesulitan Ada Kemudahan

Dunia memang sengaja Allah Ta’ala ciptakan sebagai tempat ujian, tidak satu sisipun dibelahan dunia yang dihuni manusia tanpa adanya ujian. Baik yang tidak beriman maupun yang beriman semua mendapat bagian yang sama didalam menerima ujian. Orang beriman semakin bertambah keimanannya semakin berat pula ujian yang diterimanya.

Semua bentuk ujian dari semua sisi, baik berupa kekayaan harta maupun kekurangan harta, karena dengan itu Allah Ta’ala ingin menseleksi siapa diantara hambanya yang terbaik amalnya. Allah Ta’ala, berfirman:

الَّذِى خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ

“yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun,” (QS. Al-Mulk 67: Ayat 2)

Ayat diatas memberi penjelasan kepada kita bahwa Allah Ta’ala tidak menyebutkan banyak amalnya tetapi yang baik amalnya, baik menurut para mufasir adalah sesuai perintah Allah dan contoh NabiNya, Artinya kwalitas lebih utama daripada kwantitas, namun jika kwalitas sudah baik ditambah dengan kwantitas itu yang paling utama.

Namun dibalik ujian berupa banyak kesulitan dan penderitaan ada kemudahan yang mengiringinya. Allah Ta’ala berfirman,

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan,” (QS. Al-Insyirah 94: Ayat 5)

Allah Ta’ala menceritakan bahwa sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan, kemudian berita ini diulangi-Nya lagi.

قَالَ ابْنُ جَرِيرٍ: حَدَّثَنَا ابْنُ عَبْدِ الْأَعْلَى حَدَّثَنَا ابْنُ ثَوْرٍ عَنْ مَعْمَر عَنِ الْحَسَنِ قَالَ: خَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمًا مَسْرُورًا فَرِحًا وَهُوَ يَضْحَكُ وَهُوَ يَقُولُ: “لَنْ يَغْلِب عُسْر يُسْرَيْنِ لَنْ يَغْلِبَ عُسْرٌ يُسْرَيْنِ فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا”.

Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdul A’la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Saur, dari Ma’mar, dari Al-Hasan yang mengatakan bahwa di suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dalam keadaan senang dan riang seraya tersenyum, lalu bersabda: Satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan, satu kesulitan tidak akan dapat mengalahkan dua kemudahan. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.

Dan termasuk di antara nasihat yang bersumber dari Imam Syafii disebutkan sebagai berikut:

صَبرا جَميلا مَا أقرَبَ الفَرجا … مَن رَاقَب اللَّهَ فِي الْأُمُورِ نَجَا …

مَن صَدَق اللَّهَ لَم يَنَلْه أذَى … وَمَن رَجَاه يَكون حَيثُ رَجَا …

Bersabarlah dengan kesabaran yang baik, maka alangkah dekatnya jalan kemudahan itu. Barang siapa yang merasa dirinya selalu berada dalam pengawasan Allah dalam semua urusan, niscaya ia akan selamat.

Dan barang siapa yang membenarkan janji Allah, niscaya tidak akan tertimpa oleh musibah. Dan barang siapa yang berharap kepada Allah, maka akan terjadilah seperti apa yang diharapkan.

Ibnu Duraid mengatakan bahwa Abu Hatim As-Sijistani telah membacakan bait-bait syair berikut kepadanya, yaitu:

إِذَا اشْتَمَلَتْ عَلَى الْيَأْسِ القلوبُ … وَضَاقَ لِمَا بِهِ الصَّدْرُ الرحيبُ …

وَأَوْطَأَتِ الْمَكَارِهُ وَاطْمَأَنَّتْ … وَأَرْسَتْ فِي أَمَاكِنِهَا الخطوبُ …

وَلَمْ تَرَ لِانْكِشَافِ الضُّرِّ وَجْهًا … وَلَا أَغْنَى بحيلته الأريبُ

أَتَاكَ عَلَى قُنوط مِنْكَ غَوثٌ … يَمُنُّ بِهِ اللَّطِيفُ المستجيبُ …

وَكُلُّ الْحَادِثَاتِ إِذَا تَنَاهَتْ … فَمَوْصُولٌ بِهَا الْفَرَجُ الْقَرِيبُ …

Bilamana hati dipenuhi oleh rasa putus asa, dan dada yang luas menjadi terasa sempit, dan hal-hal yang tidak disukai datang menimpa diri, serta banyak musibah yang dialaminya, sehingga ia tidak melihat adanya celah untuk melepaskan diri dari bahaya yang sedang menimpa diri, dan tiada gunanya lagi semua upaya untuk menanggulanginya. Maka akan datanglah kepadamu pertolongan bila hatimu berserah diri kepada-Nya, yaitu pertolongan dari Tuhan Yang Maha lembut lagi Maha Memperkenankan doa. Semua musibah apabila telah mencapai puncaknya pasti berhubungan langsung dengan jalan keluarnya yang tidak lama.

Wallahu a’lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Artikel Terkait

Back to top button