NASIONAL

Bukber Dilarang Tak Masalah, Haedar Nasir: Tapi Harus Koheren dengan Kebijakan Lain

Yogyakarta (SI Online) – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengaku tak mempermasalahkan adanya pembatasan atau bahkan larangan penyelenggaraan buka bersama bagi pejabat dan aparatur sipil negara (ASN).

“Tidak ada masalah sebenarnya buka bersama itu dibatasi, atau dilarang. Tetapi harus koheren dengan kebijakan yang lain,” kata dia di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), DIY, Jumat (24/03/2023) seperti dilansir CNNIndonesia.com.

Pelarangan buka bersama untuk saat ini, kata Haedar, menimbulkan kesan pembatasan kegiatan keagamaan.

Sementara hal-hal lain yang menyangkut aktivitas sosial, ekonomi, dan pariwisata mendapatkan keleluasaan, terutama setelah pencabutan status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Haedar mencontohkan dengan gelaran konser akbar yang kini sudah diperbolehkan. Terlebih, katanya, MotoGP Mandalika 2022 yang mengundang banyak massa diizinkan di saat protokol penerapan pembatasan mobilitas belum selonggar sekarang.

“Di Mandalika itu kan (gelaran) internasional, padahal pada saat itu kan masih suasana belum landai,” ucapnya.

“Jadi, silakan pemerintah mengambil kebijakan-kebijakan, tetapi dalam konteks akuntabilitas publik itu harus koheren dan komprehensif serta obyektif. Ini supaya tidak menimbulkan kesan kegiatan-kegiatan keagamaan kok dibatasi,” imbuh Haedar.

Menurut Haedar, pemerintah sekarang juga malah terkesan tarik ulur dengan poin-poin dalam PPKM. Kebijakan untuk menangani pandemi Covid-19 di Indonesia itu sendiri telah resmi dicabut secara nasional sejak akhir 2022.

“Kalau memang Pemerintah sudah punya data kuat bahwa kita selesai PPKM, lanjut saja selesai. Artinya ambil keputusan tapi jangan tarik ulur, tarik ulur, tarik ulur. Apalagi pada hal-hal yang sensitif,” pungkas Haedar.

red: a.syakira

Artikel Terkait

Back to top button