FOKUS MUSLIMAH

Childfree, Beneran Bikin Free?

“Nikahilah oleh kalian wanita yang pecinta dan subur, karena aku akan berbangga dengan banyaknya kalian kepada umat-umat yang lain.” (HR. Abu Daud)

Hadits ini menjadi salah satu reminder untuk kita yang mengaku sebagai umatnya Rasulullah Saw. Rasulullah Saw bangga kepada umatnya yang memiliki banyak keturunan dan menjadi pengikutnya.

Namun belakangan ini, publik justru dihebohkan dengan kabar seorang influencer, Gita Savitri yang memutuskan untuk childfree. Gita dan suami sepakat untuk menerapkan gaya hidup childfree.

Childfree diartikan sebagai pilihan hidup untuk tidak memiliki anak setelah menikah dengan beberapa pertimbangan dan alasan yang melatarbelakanginya.

Gagasan childfree ini menuai pro dan kontra di masyarakat. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan menimbulkan beberapa stigma negatif dari masyarakat bahkan keluarga sendiri. Bagaimana tidak? Keheranan ini justru bahkan menjadi respon yang dominan. Mengapa menikah jika tidak ingin memiliki anak? Bukankah tujuan dari menikah adalah melahirkan generasi estafet keluarga?

Menikah dan memiliki anak memang menjadi pilihan seseorang. Namun, secara naluriah sebenarnya setiap orang senang dengan kehadiran anak yang lucu dan menggemaskan. Di sisi lain, memiliki anak juga membawa konsekuensi. Pendidikan, pengasuhan, dan kesehatan.

Apalagi hidup di era kapitalisme saat ini yang menuntut semuanya serba uang dan mahal. Pendidikan, kesehatan yang berbayar dan tidak ada jaminan hidup untuk warga meskipun mereka telah membayar pajak. Di sisi lain, gaya hidup masyarakat sekarang yang lebih mengutamakan karir daripada harus disibukkan dengan mengurus anak. Mereka ingin lebih fokus pada aktivitasnya dan pencapaian karirnya. Ingin bebas dan bahagia tanpa harus tanpa harus memikul beban dan tanggung jawab moral dengan memiliki anak.

Itulah sebabnya ada pasangan yang akhirnya memilih jalan childfree. Stigma ini akhirnya dimanfaatkan oleh para pegiat kebebasan untuk mengampanyekan gaya hidup childfree. Dengan begitu akan banyak pasangan yang menyalahi fitrahnya dengan menerapkan gaya hidup childfree ini. Inilah yang menjadi tujuan mereka, menjauhkan masyarakat dari pemahaman akan fitrahnya ketika telah menikah untuk memiliki anak (keturunan).

Dalam Islam, pernikahan tak hanya sekadar pengikat cinta, tapi juga sebagai amal saleh. Lelahnya suami istri mengasuh dan mendidik anak, dan segenap biaya yang dikeluarkan adalah investasi untuk di akhirat. Namun, ketika pernikahan tidak dilandasi dengan keimanan dan mengharapkan ridho Allah, maka pernikahan hanya sebatas aktivitas fisik dan kalkulasi materi.

Dalam kehidupan saat ini yang berpaham sekularisme dimana kehidupan dipisahkan dari agama, sulit bagi suami istri yang membayangkan jika dibalik beratnya mengasuh dan mendidik anak ada pahala dan keberkahan tersendiri. Sulit juga bagi suami istri yang menikah tanpa landasan akidah Islam untuk meyakini bahwa setiap anak telah dijamin rezekinya oleh Allah SWT.

Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (TQS Al-Isra: 30-31).

Dengan demikian, segala kehidupan yang dilandasi dengan pemahaman Islam dan akidah yang benar akan mendatangkan kehidupan yang selalu berorientasikan kepada keridaan Allah. Semoga Allah senantiasa memberikan kemudahan dan keberkahan dalam kehidupan suami istri yang berlandaskan pada syariat Islam. Wallahu’alam.

Novriyani, M.Pd., Praktisi Pendidikan.

Artikel Terkait

Back to top button