FOKUS MUSLIMAH

Childfree, Ide Sesat Melawan Fitrah

Sekularisme nyata melahirkan berbagai paham yang merusak akal dan fitrah. Tanpa disadari telah menginfeksi tubuh umat, tak terkecuali dalam benak-benak kaum muslimah. Liberalisme yang lahir darinya, bahkan sukses memunculkan ide sesat nan menyesatkan. Belum usai ide kesetaraan gender digembar-gemborkan. Kini, ide childfree tak kalah seru digaungkan.

Istilah childfree mendadak populer baru-baru ini. Childfree memang bukanlah ide baru. Ide ini menjadi sorotan karena disuarakan oleh sejumlah influencer dan selebritas Tanah Air. Suara mereka sebagai figur publik, tak ayal lagi membuka ruang luas ide ini untuk makin memperluas orbitnya di negeri muslim terbesar di dunia ini.

Childfree adalah gaya hidup pasangan menikah yang memilih untuk tidak memiliki anak. Menurut Dr. Ellen Walker dari Seattle Pacific University, dalam tulisannya di Psychology Today, gaya hidup childfree menjadi tren sejak 2014. Sementara itu, menurut kamus Merriam Webster, kata childfree yang berarti tanpa anak, sudah dikenal sejak 1901. (detik.com, 16/8/2021).

Jika kita menelaah lebih mendalam, ide childfree sejatinya memiliki benang merah dengan ide no marriage yang lebih dulu digaungkan. Ide yang menginfeksi para perempuan di negara-negara maju, seperti Jepang, Korea Selatan, dan Jerman ini, menjadi fenomena yang sudah lama terjadi. Ide ini muncul akibat alasan tekanan beban ekonomi, dan kesetaraan gender yang mendominasi perempuan untuk berkarir lebih tinggi. Alhasil, mereka lebih memilih untuk tidak menikah (no marriage).

Ide childfree seolah menjadi jalan tengah bagi ide no marriage, yakni bersedia menikah, tetapi tanpa anak. Ide ini dipandang lebih moderat, daripada mencoba hidup bersama pasangan tanpa ikatan pernikahan. Padahal kedua ide ini sama-sama menyesatkan kaum perempuan.

Mirisnya, muncul pula pemikiran serupa di kalangan milenial. Ada seorang lajang yang lebih memilih mengadopsi anak demi kemanusiaan. Pemikiran ini muncul dengan dalih mengapa harus memiliki anak, toh di luar sana banyak anak terlantar yang dapat diadopsi. Jelas pemikiran ini berbahaya bagi generasi.

Sejatinya, fenomena childfree maupun no marriage tidak jauh lebih baik dari fenomena kaum Sodom (homoseksualisme/lesbianisme). Kaum Sodom saja menginginkan pernikahan secara legal. Bahkan menyewa rahim pun mereka lakukan demi mendapatkan anak dari pasangan sesama jenisnya. Alhasil, ketiga ide dan fenomena ini sejatinya sama-sama merusak akal dan melawan fitrah.

Munculnya berbagai ide dan fenomena yang merusak akal dan melawan fitrah, merupakan buah kebebasan yang lahir dari paham sekuler. Sekularisme telah sukses melahirkan generasi yang memuja kebebasan sebebas-bebasnya. Mengagungkan akal yang lemah dan terbatas. Menuruti hawa nafsu yang menyesatkan. Menihilkan peran Al-Khaliq dan proses penciptaan di dalam kehidupannya. Jelas, ini paradigma keliru dan berbahaya.

Allah SWT menciptakan manusia dengan seperangkat potensinya, yakni akal, naluri, dan kebutuhan jasmani. Semua potensi ini merupakan fitrah yang ada dalam dirinya. Potensi ini tidak berubah, tetap, sejak mulai penciptaan manusia yang pertama yakni Nabi Adam As., hingga manusia terakhir nantinya di muka bumi.

Tidak adanya perubahan pada fitrah manusia ini, sebagaimana tercantum dalam firman Allah SWT, “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (TQS Ar-Rum [30]: 30).

Ketetapan atas fitrah ini termasuk pada gharizah nau’ (naluri untuk meneruskan/melestarikan keturunan). Sebab naluri ini juga merupakan salah satu potensi yang Allah SWT. ciptakan dalam diri manusia. Fitrah ini pun tidak akan pernah berubah. Sebagaimana firman Allah SWT, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan kamu dari tanah, kemudian tiba-tiba kamu (menjadi) manusia yang berkembang biak.” (TQS Ar-Rum [30] : 20).

Tampak jelas, ide childfree maupun ide serupa lainnya, merupakan ide keliru dan menyesatkan, bahkan melawan fitrah yang telah Allah SWT ciptakan dan tetapkan atas manusia. Sama kelirunya, jika beban ekonomi dan karier duniawi menjadi dalih memilih childfree maupun no marriage. Apalagi pemikiran adopsi anak terlantar dianggap lebih baik daripada memiliki anak kandung.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button