SUARA PEMBACA

Duka Muslim Uighur

Penindasan dan sikap Islamphobia terus terjadi sampai saat ini. Salah satunya yang terjadi di negeri tirai bambu dimana terdapat etnis minoritas muslim Uighur disana, sampai hari ini mereka masih mengalami penindasan dan diskriminasi.

Etnis muslim Uighur yang berada di provinsi Xinjiang ini terus mengalami penindasan dan diskriminasi oleh pihak otoritas Cina. Nasib warga Muslim Uighur di wilayah Xinjiang, China, semakin tak menentu. Tanah, rumah dan harta benda mereka dirampas sehingga kondisi mereka sangat memprihatinkan. Ada semacam upaya genosida terhadap warga muslim disana. Yang lagi-lagi dunia saat ini diam, negeri-negeri muslim tak mampu berbuat apa-apa bahkan organisasi HAM international pun seperti PBB tak mampu memberikan solusi.

Otoritas Cina melakukan kampanye berskala besar dan secara sistematis berupaya menghilangkan kepercayaan yang dianut etnis muslim Uighur. Pelarangan ibadah dan simbol-simbol Islam dilarang secara massif seperti pelarangan melaksanakan shalat, puasa, para perempuan dilarang berjilbab serta kaum laki-laki dilarang memanjangkan jenggot.

Mereka bahkan melakukan penangkapan terhadap Muslim Uighur yang menunjukkan kepatuhan terhadap ajaran Islam, seperti salat, berpuasa, tidak makan alkohol atau babi, menumbuhkan jenggot, dan mengenakan pakaian tertutup. Bahasa Muslim Uighur telah dilarang dari penggunaan resmi dan pendidikan, mereka dipaksa untuk berbicara bahasa Cina, berpakaian pakaian tradisional Tiongkok, mengkonsumsi makanan haram, memaksa untuk beribadah dan bersujud kepada patung.

Dengan dalih memerangi ektremisme dan radikalisme otoritas Cina menghilangkan semua yang berbau Islam. Mereka menghancurkan masjid-masjid yang menjadi tempat ibadah warga muslim, Alquran dibakar, para ulama dan guru agama di penjara di kamp-kamp dengan perlakuan yang tidak manusiawi.

Warga muslim Uighur diperlakukan sebagai musuh negara karena identitas agama mereka. Siapa pun yang beragama Islam disana menjadi target penindasan dan diskriminasi. Penahanan, penculikan dan penangkapan sering terjadi terhadap muslim dan itu dilakukan tanpa dakwaan.

Ironisnya, semua ketidakadilan ini tidak sedikitpun memicu kemarahan global. Bahkan pemimpin Muslim dunia seolah menutup mata dengan apa yang dialami oleh warga Muslim Uighur. Padahal apabila kita ingat tentang hadis yang menjelaskan tentang bagaimana muslim itu adalah satu tubuh, dimanapun mereka berada, apa ras dan bangsa mereka, apa warna kulit mereka tetaplah kita bersaudara karena persamaan aqidah.

Hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir berbunyi:

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى (رَوَاهُ مُسْلِمٌ).

Artinya: “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim).

Dengan mayoritas jumlah umat Islam terbanyak di dunia saat ini kita tidak mampu berbuat apa-apa. Bahkan para pemimpin muslim pun merasa takut dengan Cina karena kekuatan ekonominya.

Sungguh apa yang disampaikan Rasulullah tentang tanda akhir zaman terjadi. Dia SAW bersabda, “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati,” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud).

Saat ini kaum muslimin tidak memiliki kekuatan yang dapat menolong penindasan dan pembantaian saudara-saudara kita di berbagai negeri muslim. Kita tidak memiliki Junnah (perisai) yang dapat melindungi umat. Sudah saatnya kaum muslimin bangkit menegakan syariat Islam secara kaffah yang akan menerapkan keadilan dan rahmat di seluruh dunia, yang akan memuliakan kaum muslimin dan menghinakan para musuh-musuh Islam.

Wallahu a’lam

Selvi Sri Wahyuni
(Pemerhati Masalah Sosial & Praktisi Pendidikan)

Artikel Terkait

Back to top button