AKHLAK

Dunia Ini Singkat, Jangan Buang Waktu dalam Kebencian

Hati hati dengan yang namanya kebencian dalam segala urusan dunia, karena Kebencian ini merupakan bagian dari hawa nafsu yang dituruti. Kebencian membuat kita melupakan kebaikan seseorang terhadap kita, menjadikan kita mengungkit kebaikan kita terhadapnya mengingati semua kesalahannya, dan melupakan kesalahan kita kepadanya.

Kebencian membuat kita tidak peduli dengan nasihat kebenaran, karena melihat darimana asalnya nasehat tersebut, bukan isi nasehatnya, bentuk kebencian seperti ini mampu menggelapkan hati.

Kebencian kadangkala dibungkus dengan rasa tidak suka, menggunjing, dan pada akhirnya menimbulkan fitnah, kebencian seperti ini membuat seseorang mengadu domba sesama saudaranya.

Kebencian juga, menahan kita untuk beramal jariyah, menjadikan kita memasuki wilayah sifat kikir, karena melihat siapa yang akan kita beri, kebencian seperti ini, tanpa disadari menjadikan seseorang patuh terhadap kekikiran.

Kebencian menjadikan seseorang berbangga diri, merasa lebih baik, merasa paling benar, inilah yang menjadikan seseorang merendahkan orang lain. Kadangkala, kebencian membungkus dirinya dalam “menganalisa” Kesalahan orang lain, yang berujung kepada membuka aib orang lain, bukannya mengoreksi diri sendiri, tapi sibuk meneliti kesalahan orang lain.

Allah Ta’ala, berfirman:

يٰٓأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا كُونُوا قَوّٰمِينَ لِلَّهِ شُهَدَآءَ بِالْقِسْطِ  ۖ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَئَانُ قَوْمٍ عَلٰىٓ أَلَّا تَعْدِلُوا  ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوٰى  ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ  ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌۢ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 8)

Kebencian pun akan membuat seseorang tidak bisa berbuat adil, yang pada akhirnya akan melakukan ke dzholiman kepada orang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. beliau bersabda,

أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيْضَكَ يَوْمًا مَا، وَأَبْغِضْ بَغِيْضَكَ هَوْنًا مَا عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا مَا

“Cintailah orang yang kau cintai sekadarnya, bisa jadi suatu hari ia akan menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah orang yang kau benci sekadarnya bisa jadi suatu hari ia menjadi orang yang kau sayangi” (HR. At-Tirmidzi no. 1997)

Al-Hasan Al-Bashri ra berkata, “Hendaknya kalian mencintai jangan berlebihan dan membenci tidak berlebihan. Telah ada orang-orang yang berlebihan dalam mencintai satu kaum akhirnya binasa. Ada pula yang berlebihan dalam membenci satu kaum dan mereka pun binasa.”

Kebencian itu ibarat badai topan. Ia akan mengerahkan segala kekuatan yang dimilikinya. Lahir dan batinnya. Ia akan datangi semua gedung, bahkan gedung pencakar langit pun ia akan hampiri. Ia akan hantam gedung yang kokoh tegak berdiri itu dengan bertubi-tubi. Tanpa ampun. Seakan tanpa mengenal lelah. Tanpa jeda waktu. Tanpa mengenal usia, seakan hidup selamanya. Bahkan tanpa mengenal kehidupan dan kematian. Perhitungan dan pertanggung jawaban.

Maka hindarilah kebencian karena akan membinasakan diri sendiri juga orang lain. Wallahu a’lam.

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Back to top button