NASIONAL

Empat TNI Tewas di Papua, Pengamat: Pemerintah Sibuk Urus Taliban

Jakarta (SI Online) – Pengamat terorisme, Harits Abu Ulya, mengkritisi pemerintah yang fokus mengkaji dampak kemenangan Taliban di Afghanistan bagi Indonesia. Dari pada fokus pada persoalan yang jauh, ia meminta supaya pemerintah fokus memberantas kelompok separatis teroris Papua.

“KKB yang sudah dilabeli teroris makin beringas, korban sipil dan TNI banyak berjatuhan. Sayangnya, para petinggi terkesan sibuk dengan isu Taliban dan dampaknya bagi keamanan Indonesia,” kata Abu Ulya dalam keterangannya, Selasa (7/9), seperti dilansir Republika.co.id.

Abu Ulya menyatakan, kelompok teroris Papua sudah menunjukkan bahaya aktual kepada masyarakat dan pemerintah. Ia menilai aksi tersebut tidak mendapat tindakan yang tegas.

“Kemana Densus 88 yang ahli dalam menghadapi kelompok teroris? KKB jelas punya jaringan dalam dan luar negeri, punya sayap militer, punya motif politik ingin memerdekakan Papua, telah berulang kali menebar teror dengan korban tewas dari masyarakat sipil sampai aparat TNI dan Polri,” ujar Abu Ulya.

Ia membandingkan dengan penumpasan kelompok sipil pelaku teror di Poso yang digelar operasi berjilid-jilid dengan pengerahan ribuan aparat polisi dan TNI. Ia memantau dengan sisa buron sekitar enam orang saja, aparat yang diterjunkan tidak berkurang, bahkan melibatkan pasukan khusus dari TNI.

“Bagaimana dengan teroris KKB di Papua? Ini ancaman faktual dan nyata bukan ancaman asumtif lagi,” ucap Abu Ulya.

Abu Ulya menanti komitmen pemerintah memberantas KKB guna mewujudkan NKRI harta mati. Ia tak ingin pemerintah malah berkutat soal isu radikal yang justru mengarah pada kelompok Islam saja.

“Para pemangku kebijakan dan para pemerhati isu keamanan juga masih pada ‘orgasme’ pemikiran dengan isu radikal radikul,” sebut Abu Ulya.

Direktur Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) itu mengajak pemerintah berpikir jernih soal ancaman KKB bagi kedaulatan bangsa.

“Seolah semua menjadi tidak sehat cara berpikirnya dalam mengkaji soal ancaman aktual dan ancaman potensial. Sehingga produk kebijakannya sering blunder,” singgungnya.

Sebelumnya, pada Kamis (2/9) subuh pekan lalu, kelompok Teroris Papua menyerang Pos Koramil Kisor Maybrat, Papua Barat. Empat anggota TNI gugur dengan luka senjata tajam.

Penyerangan Koramil Maybrat diduga dilakukan 30-an orang dengan senjata api dan senjata tajam. Empat korban yang tewas adalah Serda Amrosius, Praka Dirham, Pratu Zul Ansari, dan Lettu Chb Dirman. Dua personel militer lainnya mengalami luka parah.

Saat ini, TNI masih terus melakukan pengejaran terhadap para pelaku yang melakukan penyerangan. Sejauh ini, baru dua terduga pelaku yang dinyatakan sudah ditangkap.[]

Artikel Terkait

Back to top button