INTERNASIONAL

Enam dari 136 Siswa Muslim Nigeria yang Diculik Meninggal

Niger (SI Online) – Enam dari 136 siswa yang diculik dari sebuah sekolah Islam di negara bagian Nigeria utara-tengah, Niger, telah meninggal karena sakit, kata kepala sekolah seperti disiarkan Reuters, Senin (23/8/2021).

Masyarakat Nigeria diresahkan oleh merebaknya penculikan pelajar yang  selama setahun ini. Para penculik menuntut uang tebusan untuk membebaskan para siswa, yang diculik pada Mei lalu setelah geng bersenjata sepeda motor menyerang sekolah Islam di Kota Tegina.

Geng kriminal yang melakukan penculikan untuk mendapatkan uang tebusan dipersalahkan atas serangkaian serangan di sekolah asrama di Nigeria utara. Di sana, lebih dari 1.000 siswa telah diculik sejak Desember.

Kepala sekolah itu, Abubakar Garba Alhasan, mengatakan kelompok penyandera telah menelepon untuk mengatakan bahwa anak-anak meninggal karena sakit dan mendesak agar permintaan tebusan dipenuhi.

Nigeria kini tengah dilanda penculikan para pelajar dan murid-murid di berbagai sekolah. Motif para geng penculik adalah meminta uang tebusan. Penculikan merebak di seantero negeri karena lemahnya pemerintah Nigeria menangani masalah ini. Sepanjang tahun 2021 ini sudah tujuh kali terjadi penculikan pelajar secara massal.

Presiden Muhammadu Buhari pada Februari meminta pemerintah negara bagian untuk berhenti membayar tebusan kepada para penculik, dan Gubernur Kaduna Nasir El-Rufai secara terbuka menolak untuk membayar.

Penculikan pelajar menjadi hal biasa di bagian utara Nigeria, di mana sejak Desember lalu hampir 1.000 siswa telah diculik dari berbagai sekolah. Banyak sekolah dipaksa tutup karena pihak berwenang tidak mampu melindungi mereka secara memadai.

Orang tua dan masyarakat yang putus asa sering kali mengumpulkan dan membayar sendiri uang tebusan. Abubakar Adam, yang tujuh anaknya ditahan oleh geng itu, mengatakan para penculik menelepon kepala sekolah untuk meminta uang tebusan.

Kelompok penyandera pada Ahad (22/8) membebaskan 15 siswa lagi, yang diculik pada Juli dari sebuah sekolah Baptis di  Nigeria barat laut, setelah orang tua membayar uang tebusan –yang jumlahnya tidak diungkapkan.

Sejumlah orang tua tidak dapat menyembunyikan keputusasaan dan kemarahan mereka, tidak saja karena apa yang terjadi pada anak-anak mereka, tetapi juga karena situasi keamanan dan kurangnya tindakan pemerintah.

“Pemerintah harus bangun dan mengatasi masalah keamanan ini secara serius,” ujar John Joseph Hayab, salah seorang pendiri sekolah dan Direktur Asosiasi Kristiani Nigeria di Kadunia, yang putranya berhasil menyelamatkan diri dari para bandit.

Red: Agusdin/dbs

Artikel Terkait

Back to top button