NASIONAL

Ending Bahrudin: Waspadai Penyesatan Logika dalam Perang Asimetris Berbasis Ideologi

Bogor (SI Online) – Mantan Rektor Universitas Ibn Khaldun (UIKA) Bogor Dr Ending Bahrudin mengajak umat Islam untuk cerdas dalam menyikapi berbagai persoalan keumatan.

Ia menjelaskan, selama ini banyak terjadi penyesatan logika yang merugikan umat Islam di Indonesia.

Dalam diskusi dan seminar refleksi akhir tahun 2022 yang digelar di aula gedung UIKA Bogor, Sabtu (24/12/2022), Ending mengungkapkan sejumlah kondisi yang dengan penyesatan logika umat Islam selalu dipojokkan.

“Bangsa ini dijajah, ditindas, dijarah, dizalimi, ratusan tahun oleh bangsa Eropa (Portugis-Spanyol- Belanda-Inggris) dan Jepang. Tapi, narasi yang dibangun saat ini adalah narasi kebencian terhadap bangsa Arab,”

“Yang merusak dan menghancurkan negeri kita hari ini adalah; budaya korupsi, konsumsi narkoba, gaya hidup matrealistik dan hedonis, perampokan sumber kekayaan alam negara oleh elit oligarki, sex bebas, dan LGBT. Namun di spanduk beberapa seminar, upacara, sekolah, yang dianggap ancaman adalah; Radikalisme, Intoleransi, Politik identitas,”

“Oknum dan kelompok yang banyak merusak dan menghancurkan bangsa ini hingga banyak masyarakat yang miskin dan bodoh adalah oknum: politisi partai politik, aparat negara, cukong, dan pejabat. Tapi yang diprovokasi untuk dimusuhi seolah jadi musuh negara adalah; Ulama, Kiyai, Habaib, Aktifis dan pejuang keadilan.”

“Yang secara fakta dan sejarah kelompok yang berkhianat, membunuhi rakyat dan mau mengganti Pancasila adalah; PKI di zaman Soekarno, dan RUU HIP diusulkan PDIP di zaman Jokowi. Tapi yang selalu dituduh anti Pancasila dan dibubarkan ormasnya adalah; FPI dan HTI.”

“Yang selalu bohong, tidak menepati janji, membuat hutang dan perjanjian investasi merugikan negara hari ini adalah rezim penguasa. Tetapi yang dipenjarakan adalah para pejuang yang mengkritik dan mengingatkan untuk perbaikan,”

“Demikianlah potret buram bangsa kita hari ini. Telah terjadi upaya penggeseran nilai moralitas dan nilai-nilai kebaikan menjadi terbalik,” kata Ending.

Menurutnya, nilai moralitas dan nilai-nilai kebaikan yang baik, disulap menjadi kata-kata yang menakutkan. “Sementara nilai kehidupan yang membawa dampak kerusakan dan maksiat, dipoles seolah menjadi nilai kebaikan atas nama moderenisasi dan kemajuan,” jelasnya.

Kata Ending, itulah yang disebut dengan perang asimetris berbasis ideologi. Menggunakan metode logical fallacy (penyesatan logika) dalam hal mencuci otak masyarakatnya agar menjadi terbalik. Agar mudah disusupi, diracun pikirannya, dan kemudian dikuasai kehidupannya.

Oleh karena itu, ia mengajak umat Islam untuk cerdas menyikapi kondisi yang terjadi dan kemudian secara bersama-sama bersatu menghadapi berbagai ujian dan tantangan kehidupan ke depannya.

red: adhila

Back to top button