AKHLAK

Ghibah; Larangan dan Bahayanya

Pada hakikatnya setiap manusia dituntut untuk selalu berbuat baik, berbaik sangka, tidak saling menyakiti orang, ataupun menggunjing orang lain. Namun pada kenyataannya zaman sekarang ghibah saat ini nampaknya sudah menjadi sebuah hal yang sangat lumrah atau hal yang biasa pada masyarakat sekarang.

Tidak jarang kita jumpai disekitar kita, dua ataupun sekumpulan orang yang sedang gossip atau ghibah. Contoh kecilnya yang bisa kita lihat adalah, ketika ibu-ibu yang sedang membeli sayuran dikomplek pasti aka nada saja hal yang dighibahkan.

Tidak hanya itu, marak kita temui juga di dunia maya seperti televisi yang ada acara-acara yang sengaja untuk ajang gosip selebritas dan hal ini pastinya akan menimbulkan dampak yang sangat besar diantaranya adalah perselisihan. Ghibah (menggunjing) termasuk dosa besar, namun sedikit yang mau menyadari hal ini. Oleh karena itu penting untuk mngetahui apa sebenarnya hakikat ghibah, hukum, dan dampak yang ditimbulkan oleh ghibah.

Ghibah sendiri dalam bahasa yang berarti mengumpat, sedangkan secara istilah ghibah dapat diartikan membicarakan keburukan seseorang atau di belakangnya dengan bercerita yang tidak disenanginya, walaupun hal tersebut benar adanya. Baik itu menyangkut fisiknya, agamanya, hartanya, akhlaknya, cara dia berjalan, dan sebagainya. Pengertian ghibah menurut istilah sebagaimana telah disampaikan Rasulullah Saw telah dijadikan landasan oleh para ulama dalam mengambil pengertian ghibah, yang walaupun mereka sediit berbeda secara redaksional akan tetapi yang jelas maksud dan intinya sama. (Lihat Al-Munjid, hal. 563).

Pakar tafsir terkemuka al-Qurthubi, menjelaskan pengertian ghibah sebagai berikut:

الغيبة هي ان تذكر الرجل بمافيه، فإن ذكرته بماليس فيه فهو البهتان

“Ghibah ialah kamu membicarakan sesuatu yang ada pada diri seseorang. Bila yang kamu bicarakan itu tidak terdapat pada diri seseorang, maka kamu telah berbohong.”

Posisi hadis sebagai salah satu sumber hukum Islam menjadi titik penting dalam pemaknaannya. Penjelasan ghibah pun terdapat dalam salah satu hadis yang diriwayatkan Imam Muslim nomor 2589, yang berbunyi:

حَدَّثَنَا يَحۡيَىٰ بۡنُ أَيُّوبَ وَقُتَيۡبَةُ وَابۡنُ حُجۡرٍ. قَالُوا: حَدَّثَنَا إِسۡمَاعِيلُ، عَنِ الۡعَلَاءِ، عَنۡ أَبِيهِ، عَنۡ أَبِي هُرَيۡرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللهِ ﷺ قَالَ: (أَتَدۡرُونَ مَا الۡغِيبَةُ؟) قَالُوا: اللهُ وَرَسُولُهُ أَعۡلَمُ. قَالَ: (ذِكۡرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكۡرَهُ)، قِيلَ: أَفَرَأَيۡتَ إِنۡ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ؟ قَالَ: (إِنۡ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغۡتَبۡتَهُ، وَإِنۡ لَمۡ يَكُنۡ فِيهِ، فَقَدۡ بَهَتَّهُ)

“Tahukah kalian apa itu ghibah? Para sahabat menjawab: “Allah dan Rasul -Nya yang lebih mengetahui”. Lantas beliau menjelaskan: “(Ghibah) itu ialah engkau menyebut (keburukan) saudaramu yang ia tidak suka”. Ada yang bertanya: “Bagaimana sekiranya, jika yang ada pada saudaraku itu memang benar seperti yang ku katakan? Beliau menambahkan: “Jika benar ada padanya apa yang engkau katakan itulah yang namanya ghibah. Dan jika sekiranya apa yang engkau katakan tidak ada pada saudaramu, itu namanya fitnah”. (HR Muslim no. 2589).”

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button