NASIONAL

GNPF Ulama: Rekonsiliasi tanpa HRS, Mending Nggak Usah

Jakarta (SI Online) – Tidak ada rekonsiliasi antara kubu Jokowi dan Prabowo jika tidak menyertakan Ketua Dewan Pembina sekaligus Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab.

Demikian diungkapkan Ketua Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama Yusuf Muhammad Martak dalam diskusi Gerak Kemanusiaan di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu malam 10 Juli 2019.

“Bagaimana rekonsiliasi kalau hal-hal yang prinsip, fundamental dilewati. Kalau rekonsiliasi tenpa (menyertakan) Habib Rizieq ya mending nggak usah,” ungkap Yusuf Martak.

Persoalan-persoalan fundamental yang dimaksud Yusuf Martak adalah mengenai ketidakadilan dan kriminalisasi yang terjadi dalam kurun 2016 hingga hari ini. Habib Rizieq adalah salah satu ulama yang diperlakukan secara tidak adil dan bahkan dikriminalkan oleh rezim berkuasa.

Kegaduhan saat ini dengan menumpang nama besar HRS, kata Yusuf Martak, hanyalah upaya-upaya orang tertentu untuk mencari perhatian. Mereka tidak mau tertinggal dalam penentuan pos kekuasaan pasca Pemilu 2019.

“Saya pikir presiden terpilih segera umumkan kabinet saja. Ini banyak orang tak mau tertinggal. Lalu buat isu, mengangkat presiden terpilih setinggi-tingginya dan menjatuhkan serendah-rendahnya capres dan kelompok yang gagal,” ungkap Yusuf.

Soal rekonsiliasi, Yusuf Martak mengibaratkan seperti pembagian 50-50 kepada dua pihak. Lalu terjadi penawaran. Jika hasilnya adalah 65-35 menurutnya itu keinginan yang dipaksakan, sebagaimana mereka memaksakan kemenangan Pilpres dengan segala cara.

Padahal sejatinya, lanjut Yusuf, Habib Rizieq tidak membutuhkan rekonsiliasi jika hanya untuk dapat kembali ke tanah air. Menurut Yusuf justru rezim lah yang ketakutan jika HRS kembali.

“Ini bukan rekonsiliasi, tapi ini sentimen. Saya nggak yakin mereka berani mulangin HRS sebelum pelantikan (presiden). Masa kalau Habib Rizieq pulang nggak ada temu kangen?. bakal berapa juta yang hadir?,” kata dia.

Mengenai ungkapan beberapa pejabat tinggi tentang kepulangan HRS, yang menyinggung soal tiket pesawat dan lainnya, Yusuf menyebut hal itu sebagai penghinaan. HRS, kata Yusuf, bukan tidak mampu membeli tiket untuk kembali. Masalahnya adalah, HRS dicekal sehingga tidak dapat kembali.

“Habib Rizieq bukan tidak tahu. Beliau itu lulusan Mekkah. Keluarga sudah bisa keluar, anak istri bisa, tapi Habib Rizieq nggak bisa. Dicekal tanpa alasan. Katanya overstay, tapi nggak ditangkap. Bisa tinggal tenang, nggak dipulangkan, tamunya tiap hari ratusan. Ya aneh tapi nyata. Jadi jangan ada framing kayak Moeldoko, berangkat sendiri pulang sendiri,” tandasnya.

red: shodiq ramadhan

Artikel Terkait

Back to top button