MAHASISWA

Hijrah Tanpa Tapi dan Selalu Dinanti

Hijrah? Kata sederhana memiliki makna yang luar biasa. Siapa yang tidak mengetahui makna kata hijrah, bahkan minggu-minggu ini hijrah menjadi tren dan perbincangan kebanyakan orang. Banyak yang sudah hijrah dari kalangan mana saja, baik itu kalangan artis, politis, bahkan milenial. Dari mulai maksiat sampai akhirnya bertaubat dan berkomitmen untuk taat kepada Allah SWT.

Lalu, apa sebenarnya makna dari hijrah? Apakah mereka yang sudah berhenti dari maksiat dapat dikatakan telah berhijrah? Lalu, artis-artis yang berhijrah untuk menutup aurat, lalu kembali membuka auratnya berarti telah berhijrah? Hijrah pada hakikatnya adalah berubah, melakukan perubahan dari yang buruk menuju yang lebih baik. Namun, apakah hanya cukup dengan perubahan seperti itu?

Hijrah merupakan momentum untuk memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan dan perubahan secara konsisten untuk taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Hijrah tidak hanya sekedar merubah penampilan lebih religius, tetapi merubah pemahaman dan pemikiran sesuai syariat. Maka, untuk mencapai hijrah yang totalitas dibutuhkan ilmu dan pemahaman tentang Islam secara totalitas juga.

Jangan sampai berhijrah hanya karena mengikuti tren atau ingin memperoleh sesuatu dari manusia. Karena faktanya, banyak kalangan artis atau milenial saat ini memutuskan hijrah dan akhirnya kembali ke lingkungannya yang liberalis. Awalnya memutuskan untuk berhijab, tapi mendadak gagal di tengah jalan. Bahkan jauh lebih parah dibandingkan sebelum berhijrah. Na’audzubillah

Sebenarnya apa yang membuat mereka yang telah memutuskan berhijrah, namun kembali ke awal sebelum berhijrah? Apakah mereka benar-benar berhijrah atau hanya sekedar ikut-ikutan? Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang akhirnya memutuskan untuk berhenti dan gagal berhijrah di tengah jalan.

Pertama, niat yang salah. Hijrah harus memperhatikan niatnya. Niatkan semua karena Allah, niatkan hijrah untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya (sahnya) amal-amal perbuatan adalah hanya bergantung kepada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang hanya akan mendapatkan apa yang diniatkannya. Barangsiapa yang hijrahnya adalah karena Allah Swt. dan Rasul-Nya, maka hijrahnya dicatat Allah Swt. dan Rasul-Nya. Dan barang siapa hijrahnya karena untuk mendapatkan dunia atau menikahi wanita, maka hijrahnya dicatat sesuai dengan tujuan hijrahnya tersebut.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, an-Nasa’I, Ibnu Majah dan Imam Ahmad).

Kedua, lingkungan yang buruk. Tidak dipungkiri di sistem kapitalisme saat ini sulit ditemui lingkungan yang mengajak pada kebaikan. Lingkungan hidup yang mensuasanakan

kehidupan liberal, hedonis, dan gaya hidup yang konsumtif membuat kita sulit untuk konsisten berhijrah. Akhirnya, kita akan terbawa kembali ke lingkungan yang buruk juga.

Ketiga, keluarga yang tidak mendukung. Hal ini juga menjadi salah satu penyebab seseorang gagal berhijrah. Ketika keinginan dan niat untuk berhijrah sudah tertancap, namun pihak keluarga yang melarang dan beranggapan terlalu fanatik dan berlebihan. Maka anggapan menjadi yang biasa-biasa saja justru lebih baik, tanpa harus berlebihan dan menjadi orang lain.

Keempat, khawatir dengan stigma negatif dari orang lain. Terkadang, kita masih khawatir dengan anggapan orang lain yang negatif terhadap kita. Masih belum siap menerima segala risikonya ketika sudah memutuskan untuk berhijrah. Masih belum siap untuk dijauhi teman, dihina, ataupun dianggap berbeda dengan yang lain. Sehingga stigma negatif ini yang akhirnya memutuskan kita untuk berhenti berhijrah.

Beberapa hal tersebut dapat menyebabkan seseorang berhenti bahkan gagal dalam berhijrah. Maka diperlukan tips untuk lebih konsisten dalam berhijrah. Pertama, hijrah bareng-bareng. Kita tidak akan mungkin bisa konsisten dalam berhijrah jika dilakukan sendiri. Dibutuhkan komunitas atau jamaah untuk tetap konsisten dalam ketaatan. Dengan adanya jamaah, akan ada yang mengontrol dan mengingatkan ketika kita melakukan maksiat.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button