RESONANSI

Hikmah Firaun

Kearifan umat beriman telah kulepaskan
Kini kupelajari kearifan umat yang murtad
Kearifan umat yang murtad adalah kebohongan dan tipu muslihat
Apakah kebohongan dan tipu muslihat? Perusak jiwa dan penegak tubuh
Inilah kearifan yang membebaskan diri dari tali Iman
Dan tersesat jauh dari rumah Cinta

Orang-orang yang mengikuti jalan Firaun ini
Berpikir seperti budak mengikuti kehendak majikannya
Dengan cara yang memikat, pendeta dan ulamanya
Menafsirkan agama menurut kemauan kaisarnya
Kesatuan umat dipecah belah dengan program pembeoannya

Tak ada yang berani menentang kecuali Musa dan Tongkatnya
Malanglah umat yang terperangkap tipu muslihat golongan lain
Yang menghancurkan diri sendiri dan membangun untuk kepentingan umat lain

Mereka memperoleh kecakapan ilmiah dan ketrampilan seni
Namun tak menyadari kepribadiannya sendiri
Mereka menghapuskan ayat Tuhan dari cincinnya
Cita-cita di hatinya bangkit cuma untuk tenggelam
Mereka tak diberkati keturunan yang diresapi rasa hormat
Jiwa dalam tubuh anak-anak mereka seperti bangkai dalam kuburan

Generasi tuanya congkak luar biasa
Yang muda sibuk berias seperti wanita kampungan
Kemauan yang muncul dari hati mereka tak pernah mantap
Mereka dilahirkan mati dari rahim ibu-ibu mereka
Gadis-gadisnya terjerat oleh mode pakaian
Dan bermacam-macam alat kecantikan

Mereka senang berpakaian mewah
Alis matanya dirias seperti sepasang pedang
Perhiasannya gemerincing menyilaukan mata
Buah dadanya dipamerkan seperti ikan di kolam
Itulah bangsa yang abunya tak mengandung bara lagi
Dan pagi harinya lebih gelap dari malam

Yang diburu hanya kekayaan dunia
Hidupnya diliputi kecemasan dan ngeri menghadapi kematian
Kekayaannya membuatnya kikir dan cinta kesenangan dunia
Yang diburu adalah kulit kerang, lupa akan mutiara yang terpendam

Kekuasaan rajanya adalah tujuan pemujaan
Sebagai ganti dari hilangnya iman kepada Tuhan
Pandangannya tak mampu menembus tembok masa kini
Dan karenanya tak pernah mampu menciptakan masa depan
Sejarah anak cucunya di dalam genggaman tangannya
Tapi sayang, apa yang diucapkan tak diamalkan dalam perbuatan
Syahadatnya adalah mengabdi pada kekuasaan asing
Dan candi dibangun dengan batu bata rerontok masjid
Sungguh malang bangsa yang menjauhkan diri dari Tuhan dan wahyu-Nya
Ia adalah bangsa yang mati, namun tak sadar bahwa mati.*

Mohammad Iqbal
(Dari buku “What Should Then Be Done O People of the East and Poems from Iqbal”, Kumpulan Sajak Iqbal, Pesan Kepada Bangsa-Bangsa Timur, terj. Abdul Hadi WM, Mizan, 1985).

Artikel Terkait

Back to top button