NASIONAL

HNW: Indonesia Harus Tolak Timnas Israel, Ini Jati Diri Bangsa

Jakarta (SI Online) – Dalam rangka mendorong Pemerintah untuk berani menolak kedatangan Timnas Israel ke Indonesia, Ketua Presidium MER-C Sarbini Abdul Murad terus melakukan safari kemanusiaan ke berbagai elemen bangsa.

Jumat, 2 September 2022, Sarbini bertemu dan bersilaturahim dengan Wakil Ketua MPR RI, Dr. Hidayat Nur Wahid, MA untuk membahas dan meminta dukungan atas Gerakan Tolak Timnas Israel.

Seperti diketahui, Tim Sepak Bola Nasional U-20 Israel direncanakan akan datang dan bertanding di Indonesia pada tahun 2023 mendatang, seiring izin dan jaminan yang diberikan Pemerintah dalam hal ini Menpora RI terhadap Timnas Israel tersebut.

MER-C memandang ini sebagai ujian berat bangsa Indonesia untuk membuktikan kekonsistenannya dalam menentang penjajahan dan membela kemerdekaan Palestina, satu-satunya negara peserta KAA (Konferensi Asia Afrika) yang sampai saat ini belum merdeka.

Wakil Ketua MPR RI, Dr. H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, MA menyatakan dukungannya terhadap gerakan Tolak Timnas Israel yang tengah digaungkan oleh MER-C.

Ia secara pribadi juga sudah menyatakan penolakannya karena menurutnya sikap tersebut adalah kekhasan dan merupakan jati diri bangsa Indonesia yang sudah berlaku sejak zaman Presiden Pertama RI, Bung Karno.

“Indonesia sebagai negara berdaulat dan mempunyai kekhasan. Kita menghormati kekhasan masing-masing negara. Kekhasan Indonesia sesuai dengan kosntitusinya adalah sikap politik yang sudah berlaku sejak zaman Bung Karno, yaitu Indonesia menolak penjajahan Israel,” ujar Hidayat.

“Jadi hendaknya semua pihak memahami itu. Obyektifitas dan sportifitas kita justru harus menghadirkan pemahaman ini. Sebagai tuan rumah, harus diingat bahwa kita punya nilai yang kita pegang. Indonesia itu tidak seperti negara-negara Eropa atau negara-negara lain yang membuka hubungan dengan Israel. Indonesia sejak dari awal justru menolak Israel,” tegasnya.

Lebih jauh ia memaparkan bahwa sejarah panjang bangsa Indonesia sudah mencatat dengan baik sikap Indonesia tersebut. Seperti pada tahun 1955, Bung Karno menolak keinginan Israel untuk diundang ke Bandung pada Konferensi Asia Afrika (KAA). Bung Karno malah mengundang Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, seorang Tokoh Pejuang Palestina, Mufti Yerusalem.

Tidak hanya itu, pada tahun 1957, Bung Karno juga tegas melarang Indonesia main dengan Israel. Bung Karno berpandangan lebih baik tidak masuk ke Piala Dunia daripada harus main dengan Israel.

Begitupun pada Asian Games tahun 1962. Indonesia lebih memilih dihukum oleh Panitia Asian Games ketimbang harus mengundang Israel.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button