INTERNASIONAL

Iran Minta Inggris Bayar Utang Senilai Rp7,6 Triliun

Teheran (SI Online) – Kementerian Luar Negeri Iran telah meminta Inggris untuk membayar utangnya kepada Teheran sebesar £400 atau lebih dari Rp7,6 triliun. Itu merupakan utang lama ketika Teheran dipimpin rezim Mohammad Reza Pahlavi.

Kementerian itu mengatakan London tidak dapat lagi mengajukan alasan palsu untuk menunda pembayaran utang yang berkaitan dengan pembelian tank Inggris pada tahun 1970-an.

Dalam jumpa pers pada Senin (15/11), Juru bicara Kementerian Luar Negeri Saeed Khatibzadeh mengatakan kepada wartawan bahwa Teheran sekali lagi mendorong Inggris untuk melunasi utang £400 juta kepada Iran.

Khatibzadeh mengatakan bahwa Wakil Menteri Luar Negeri Ali Bagheri Kani telah berani melanggar topik saat kunjungan ke London di mana masalah bilateral dibahas. Diplomat itu telah mengingatkan London bahwa mereka tidak bisa lagi menunda pembayaran utang dengan dalih apapun.

Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir Abdollahian juga berbicara dengan timpalannya dari Inggris, Liz Truss pada Senin lalu, yang meminta pembayaran segera atas utang tersebut.

Mengutip laporan Russia Today, Selasa (16/11/2021), Inggris berutang sekitar £400 juta kepada Iran terkait dengan pembelian 1.500 tank dan kendaraan lapis baja Chieftain pada tahun 1971 oleh pemerintah Mohammad Reza Pahlavi, rezim shah pro-Barat yang memerintah negara itu hingga revolusi 1979.

International Military Services milik negara Inggris mengirimkan 185 tank sebelum revolusi, tetapi perjanjian itu dicabut setelah perebutan Kedutaan Besar Amerika Serikat dan krisis penyanderaan yang menimbulkan permusuhan selama puluhan tahun.

Sementara beberapa politisi Inggris telah menyerukan agar uang itu dikembalikan ke Iran, yang lain mengatakan itu tidak dapat digunakan sebagai pengaruh oleh Iran untuk pembebasan tahanan Inggris yang ditawan oleh Teheran.

Iran menyatakan warga Inggris-Iran, Nazanin Zaghari-Ratcliffe, bersama dengan warga negara ganda lainnya, dapat dibebaskan jika Inggris membayar utangnya. (sindonews.com)

Artikel Terkait

Back to top button