NASIONAL

Jokowi Beri Grasi untuk Koruptor Sakit, PKS: Seharusnya Ustaz ABB Juga Dapat

Jakarta (SI Online) – Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memberikan grasi terhadap terpidana korupsi Annas Maamun dikritisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Terutama mengenai alasan pemberian grasi tersebut.

Adapun alasan pemberian grasi itu berdasarkan penjelasan Kementerian Hukum dan HAM adalah karena Annas Maamun berusia 78 tahun dan menderita sakit berkepanjangan.

“Ya kita mempertanyakan ya dengan kritis,” ujar Wakil Ketua Majelis Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid (HNW) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (28/11/2019) dikutip dari Sindonews.com.

HNW mengakui, grasi merupakan hak prerogatif presiden. “Tetapi kan kalau alasannya adalah alasan kemanusiaan, maka ketika terjadi korupsi itu beliau kan juga sudah sepuh. Kalau alasannya karena alasan kesehatan, sebelum beliau melakukan tindakan korupsi itu kan juga sudah sakit, kalau begitu jangan ditangkap dong kalau alasannya itu,” ujarnya.

Wakil Ketua MPR ini pun mengaitkan nasib terpidana kasus terorisme Ustaz Abu Bakar Baasyir yang kini juga sudah sepuh dan menderita sakit berkepanjangan. Ia menilai jika alasannya kemanusiaan, maka seharusnya hal tersebut juga berlaku untuk Abu Bakar Baasyir.

Seperti diketahui, Abu Bakar Baasyir sebelumnya dijanjikan bebas bersyarat oleh Presiden Jokowi melalui kuasa hukumnya Yusril Ihza Mahendra. Namun belakangan pembebasan bersyarat itu urung dilakukan.

“Tapi kan dalam kasus yang sama juga terjadi ke seseorang yang juga sangat sepuh yang waktu itu dijanjikan untuk dibebaskan, Ustaz Abu Bakar Baasyir, kenapa perlakuannya berbeda? Kalau alasannya adalah kemanusiaan terkait dengan usia sepuh dan sakit sakit, secara Abu Bakar Baasyir sebelumnya sudah begitu,” kata Hidayat.

Maka itu menurutnya, pemerintah seharusnya adil. “Tapi menurut kami harusnya dalam tanda kutip kasusnya harus diukur dengan sangat spesifik dan mestinya kemudian pihak pemerintah memberikan penjelasan yang lebih terukur tentang mengapa sikap itu diambil,” pungkasnya.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button