NASIONAL

Kadispenad: Belum Ada Instruksi dari Panglima TNI untuk Putar Film G30S/PKI

Jakarta (SI Online) – Kepala Dinas Penerangan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Kadispenad) Brigadir Jenderal Candra Wijaya mengatakan belum ada instruksi Markas Besar TNI AD untuk memutar film Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI sebagaimana tantangan mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.

“Sampai saat ini belum ada (perintah) dari Mabes TNI untuk nobar (nonton bareng),” kata Candra, Jumat, 21 September 2018, seperti dikutip Tempo.co.

September tahun ini, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto belum mengeluarkan instruksi untuk memutar film itu. KSAD tak bisa berinisiatif untuk menggelar nonton bareng film besutan sutradara Arifin C. Noer itu.

Menurut Candra tak ada aturan yang mengharuskan pemutaran film G30SPKI. Yang rutin dilaksanakan adalah pengajian dan doa bersama di Monumen Lubang Buaya pada 30 September. “Selain itu, upacara hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober dengan inspektur upacara Presiden RI di Lubang Buaya,” ucap Candra.

Candra menuturkan TNI AD masih berpegang pada Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara XXV/1996 tentang pembubaran Partai Komunis Indonesia dan larangan penyebarluasan ajaran Komunisme, Marxisme, dan Leninisme. “TNI AD tetap menyatakan bahwa komunisme/PKI merupakan bahaya laten, yang harus diwaspadai.

Tahun lalu, semasa Gatot panglima TNI memerintahkan anggota TNI menggelar nonton bareng film Penumpasan Pengkhianatan G30SPKI. Kemarin, melalui cuitan di akun Twitternya, Gatot menantang Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Mulyono memerintahkan jajarannya menggelar nonton bareng. Gatot menyebut KSAD sebagai penakut jika tak berani mengintruksikan pemutaran kembali film itu.

Gatot mempertanyakan keberanian KSAD memimpin prajurit pemberani seperti Komando Strategis Angkatan Darat, Komando Pasukan Khusus, dan prajurit TNI AD jika tak sanggup memerintahkan nonton bareng.

“Kok KSAD-nya penakut, ya sudah pantas lepas pangkat,” kata Gatot melalui akun Twitternya, @Nurmantyo_Gatot pada Kamis, 20 September 2018.

Gatot melanjutkan tantangannya kepada juniornya di matra darat itu. Dia mengatakan tak akan ada hukuman mati bagi KSAD seumpama mengeluarkan instruksi nobar itu. Menurut Gatot, hukuman terberat yang mungkin ditimpakan atas instruksi itu adalah copot jabatan, bukan copot nyawa atau hukuman mati. Gatot pun mempersilakan KSAD untuk pulang ke kampung halaman saja jika merasa takut mengeluarkan perintah itu.

“Kalau takut, pulang kampung saja. Karena kasihan nanti prajuritnya disamakan dengan pemimpin takut,” ujarnya.

Menurut dia, sikap KSAD itu bisa menjatuhkan citra dan harga diri prajurit TNI AD yang terkenal pemberani dan super nekat. Di akhir cuitannya, Gatot menyampaikan keyakinannya bahwa KSAD bukan seorang penakut. Dia juga menyinggung Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto di akhir cuitan itu. “Tapi saya yakin KSAD dan Panglima TNI bukan tipe penakut. Kita lihat saja pelaksanaannya,” kata dia.

Candra enggan menjawab saat ditanya soal sebutan penakut yang dilontarkan Gatot Nurmantyo jika KSAD tak mengeluarkan instruksi itu. “Penjelasan saya di atas sudah cukup menjelaskan posisi TNI AD tentang peristiwa G30SPKI,” kata dia.

red: A Syakira

Artikel Terkait

Back to top button