SUARA PEMBACA

Kasus HIV/AIDS Meningkat, Buah Sekulerisme?

“Penguatan multi-sektoral menjadi penting untuk dilakukan agar mendapatkan dukungan yang cukup untuk program HIV. Negara juga harus prioritaskan pembiayaan program HIV. Dengan begitu, saya yakin bahwa kita semua dapat akhiri AIDS pada 2030,” tutur Krittayawan Boonto. Ujar UNAIDS Country Director of Indonesia, Krittayawan Boonto, seperti dilansir Tempo.co, 4/12/2022.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Lhokseumawe, Aceh, mencatat sebanyak 88 warga di daerah itu positif HIV/AIDS yang penularannya didominasi karena perilaku seks bebas.

“Jadi total kasus positif HIV/AIDS di Kota Lhokseumawe mencapai 88 kasus. Rata-rata penularannya akibat seks bebas,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe Safwaliza di Lhokseumawe, Jumat (2/12/2022)

Safwaliza mengatakan, terjadi peningkatan delapan kasus pada 2022. Sedangkan kasus positif HIV/AIDS di Kota Lhokseumawe pada 2021 sebanyak 80 kasus. Selain seks bebas, kata Safwaliza, penularan virus HIV/AIDS di kota yang berjuluk petro dolar tersebut juga disebabkan oleh homo seks. Selanjutnya, penularan terjadi melalui jarum suntik bagi pengguna narkotika. (Republika.co.id, 2/12/2022)

Di sisi lain Dinas Kesehatan Kota Batam juga mencatat jumlah kenaikan kasus HIV/AIDS di Kota Batam mencapai 446 orang pada 2022. Yang mencengangkan, dari temuan Dinkes itu disebutkan, kasus kenaikan didominasi penyimpangan perilaku pasangan sejenis.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmardjadi mengatakan, frekuensi peningkatan kasus HIV/AIDS karena pasangan sejenis bukan hanya terjadi di Batam, tapi juga Indonesia secara secara nasional bahkan di negara lain. (Liputan6.com, 2/12/2022)

Dengan meningkatnya penyebaran HIV/AIDS di negeri ini tentunya diperlukan upaya untuk memberantas kasus ini dengan segera dan serius. Upaya tersebut tidak sebatas penanggulangan dari akibat yang ditimbulkan tapi juga penyebab terjadinya.

Bicara penyebab terjadinya seperti di daerah Batam dan Aceh yang didominasi oleh penyimpangan perilaku pasangan sejenis tentunya pemerintah harus konsen dalam menanggulangi hal ini.

Akan tetapi, apa yang dilakukan pemerintah bertolak belakang dengan adanya jargon-jargon untuk melindungi hak-hak pelaku perilaku menyimpang ini.

Tidak ada gunanya meredam asap jika apinya dibiarkan berkobar. Menyelesaikan permasalahan secara tidak mengakar hanya akan makin menambah beban negara.

Banyak pihak yang menginginkan untuk mengakhiri kasus HIV/AIDS tapi tak sedikit pula yang diam ketika penyebab dari virus mematikan ini (LGBT) malah terkesan dilindungi oleh negara.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button