AKHLAK

Keutamaan Menyembunyikan Amal Saleh

Adakalanya manusia merasa ingin tampak baik dan wibawa, ingin dihargai, maka tidak sedikit mereka memamerkan apa yang mereka miliki, bahkan termasuk amal sholihnya.

Sedekahnya harus diumumkan agar mendapat julukan dermawan, ibadah hajinya diumumkan agar selalu dipanggil pak haji atau bu haji, bahkan tidak sedikit kalangan ahli ilmu memasang berbagai macam titel dan gelar disamping namanya agar bisa terpandang dan berbangga dengan prestasinya.

Namun tidak demikian dikalangan salafusholih, mereka ingin berbuat ikhlas dalam setiap amalnya, maka mereka sembunyikan, cukup Allah Ta’ala dan yang bersangkutan yang tahu.

Sufyan bin ‘Uyainah mengatakan bahwa Abu Hazim berkata, “Sembunyikanlah amalan kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan amalan kejelekanmu.”

Al Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan, “Sebaik-baik ilmu dan amal adalah sesuatu yang tidak ditampakkan di hadapan manusia.”

Allah Ta’ala, berfirman:

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقٰتِ فَنِعِمَّا هِىَ  ۖ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَآءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ  ۚ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِّنْ سَيِّئَاتِكُمْ  ۗ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

“Jika kamu menampakkan sedekah-sedekahmu, maka itu baik. Dan jika kamu menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir, maka itu lebih baik bagimu dan Allah akan menghapus sebagian kesalahan-kesalahanmu. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 271)

Ayat ini menunjukkan bahwa menyembunyikan amalan sholih itu lebih utama secara umum. Karena itu lebih dekat kepada keikhlasan.

Sembunyikan amal sholih sebagaimana kalian merahasiakan seluruh aib aibmu. Ketika bersedekah dengan tangan kanan usahakan tangan kiri tidak tahu, karena ini adalah termasuk mereka diantara golongan yang mendapatkan naungan Allah di hari kiamat nanti adalah,

وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ

“Seseorang yang bersedekah kemudian ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari no. 1423 dan Muslim no.1031)

Begitu pula menyembunyikan bacaan Al Qur’an dan dzikir. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْجَاهِرُ بِالْقُرْآنِ كَالْجَاهِرِ بِالصَّدَقَةِ وَالْمُسِرُّ بِالْقُرْآنِ كَالْمُسِرِّ بِالصَّدَقَةِ

“Orang yang mengeraskan bacaan Al Qur’an sama halnya dengan orang yang terang-terangan dalam bersedekah. Orang yang melirihkan bacaan Al Qur’an sama halnya dengan orang yang sembunyi-sembunyi dalam bersedekah.” (HR. Abu Daud no. 1333 dan At Tirmidzi no. 2919)

Setelah menyebutkan hadits di atas, At Tirmidzi mengatakan, “Hadits ini bermakna bahwa melirihkan bacaan Qur’an itu lebih utama daripada mengeraskannya karena sedekah secara sembunyi-sembunyi lebih utama dari sedekah yang terang-terangan sebagaimana yang dikatakan oleh para ulama. Mereka memaknakan demikian agar supaya setiap orang terhindar dari ujub. Seseorang yang menyembunyikan amalan tentu saja lebih mudah terhindar dari ujub daripada orang yang terang-terangan dalam beramal.”

Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sudah sepatutnya bagi seorang alim memiliki amalan rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan manusia akan sedikit sekali manfaatnya di akhirat kelak.” (Ta’thirul Anfas min Haditsil Ikhlas, Sayyid bin Husain Al ‘Afaniy,hal. 230-232,Darul ‘Afani, cetakan pertama, 1421H)

Oleh sebab itu dalam menjaga seluruh amal sholih yang sudah kita lakukan dengan niat ikhlas karena Allah Ta’ala, usahakan sebisa mungkin untuk menyembunyikan agar tidak diketahui oleh orang lain, guna menjaga keutuhan niat ikhlas yang kita lakukan.

Wallahu a’lam

Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia

Artikel Terkait

Back to top button