TELADAN

Khadijah binti Khuwailid, Wanita Mulia Penghuni Surga

Dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Pada suatu ketika Jibril pernah datang kepada Rasulullah Saw sambil berkata, ‘Wahai Rasulullah, ini dia Khadijah. Ia datang kepada engkau membawa wadah berisi lauk pauk, atau makanan atau minuman.’ ‘Apabila ia datang kepada engkau, maka sampaikanlah salam dari Allah dan dariku kepadanya. Selain itu, beritahukan pula kepadanya bahwa rumahnya di surga terbuat dari emas dan perak, yang di sana tidak ada kebisingan dan kepayahan di dalamnya'” (HR Bukhari dan Muslim).

Hadits tersebut merupakan keistimewaan yang Allah berikan kepada wanita mulia Ummul Mukminin penghuni surga, wanita yang diberi gelar ratu Makkah dan attahirah atau wanita suci yang menjaga dirinya, Dialah ibunda Siti Khadijah binti Khuwailid radhiallahu’anha.

Pantaslah surga untuk beliau, ibunda Khadijah wanita pertama yang beriman kepada Allah, menjadi qurrota ‘ayun atau penyejuk hati. Bagaimana tidak, ketika Rasulullah Saw saat gemetar dan ketakutan untuk pertama kalinya menerima wahyu dari Allah melalui malaikai Jibril, Khadijah lah yang menenteramkan hati sang suami.

Begitu juga ketika masa-masa pernikahannya dilewati dengan penuh duka, yakni saat orang-orang kafir Quraisy mulai membunuh satu-persatu orang-orang Muslim dan memboikot mereka selama tiga tahun. Di sinilah Khadijah menunjukkan peranannya, seluruh hartanya diberikan kepada dakwah Rasulullah Saw.

Selama tiga tahun orang-orang Muslim termasuk Khadijah menderita kelaparan yang amat sangat, karena kafir Quraisy memboikot, tidak boleh ada hubungan dagang jual beli, tidak boleh ada pernikahan antara orang kafir Quraisy dengan orang Muslim, mereka diisolir, mereka benar-benar dipisahkan sehingga orang-orang Muslim hanya memakan dedaunan. Tapi Khadijah dan kaum Muslim lainnya tetap istiqamah dengan keislamannya.

Tak hanya itu, Khadijah di usianya yang tidak muda lagi, namun semangatnya yang luar biasa membantu dan setia kepada sang suami, senantiasa menenteramkan hati hingga Nabi Muhammad Saw tidak merasakan terlalu berat beban yang dirasakan karena setiap pulang ke rumah didapati istri yang senantiasa menenteramkan beliau.

Semoga kita bisa dapat mengambil pelajaran untuk senantiasa berdoa kepada Allah menjadi sosok seperti Khadijah radhiallahu’anha. Sosok Wanita yang senantiasa membela sang suami di jalan Allah SWT, wanita yang memuluskan jalannya dakwah Rasulullah Saw, juga sebagai wanita yang senantiasa taat dan berada di sisi Rasulullah dengan penuh kesetiaan di kala susah.

Semoga dari kisah Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid ini, kita dapat belajar menjadi istri-istri yang menjaga kesucian dirinya, istri-istri yang setia kepada suami saat suka maupun duka, istri-istri yang selalu mendukung suaminya yang senantiasa berjuang menjadi pembela agama Allah SWT. Aamiin. Insyaallah.[]

Ayyuhanna Widowati, Pengajar/Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok.

Artikel Terkait

Back to top button