KHOTBAH

Khutbah Iedul Adha 1439 H: Agungkan Syiar Haji, Iedul Adha dan Kurban

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

الله اكبر 9 مرات
الله اكبر الله اكبر لااله الاّ الله والله اكبر الله اكبرولله الحمد.
الحمد لله وفق من شاء من عباده لفعل الخيرات، وتابع لهم مواسم الأعمال الصالحات، وحثهم على اغتنام الباقيات الصالحات،
ووعدهم على ذلك وافر الأجر وجزيل الهبات، أحمده سبحانه على نعمه التي لا تعد، وأفضاله التي لا تحد.
الله أكبر، ما وقف الحجاج بعرفات، الله أكبر ما أفاض الحجاج من عرفة، وذبحوا من القربات، الله أكبر ما رفع المسلمون أيديهم
بالدعوات، ولجؤوا إلى فاطر الأرض والسماوات.
وأشهد أن لا إله إلا الله، وحده لا شريك له، أعطى فأجزل، وكرم عباده، ومن عليهم وتفضل، وأشهد أن محمداً عبدالله ورسوله،
وصفيه وخليله، أخشى الناس لربه، وأزكاهم في سره وجهره، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه والتابعين لهم بإحسان إلى
الدين وسلم تسليماً كثيراً، أما بعد:
عباد الله: إن يومكم هذا يوم الحج الأكبر، وهو عيد الأضحى والنحر، يقضي الحجاج فيه كثيراً من مناسك الحج، يرمون الجمرة،
وينحرون الهدي، ويحلقون رؤوسهم، ويطوفون بالبيت، ويسعون بين الصفا والمروة، فلذلك سمي يوم الحج الأكبر، ويذبح الناس
فيه ضحاياهم تقرباً إلى الله سبحانه، وما عمل ابن آدم في هذا اليوم عملاً أحب إلى الله من إهراق الدم ، وهي سنة الخليلين
إبراهيم ومحمد – عليهما الصلاة والسلام – فطيبوا بها نفساً.
واعلموا أن الأضحية أفضل من الصدقة بثمنها، لما فيها من إحياء السنة، والأجر العظيم، وموافقة ما يحبه الله سبحانه.

Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah,

Pada hari ini 10 Dzulhijjah 1439H kaum muslimin di seluruh dunia sedang merayakan hari raya Idul Adha mengiringi ibadah haji, puncak ibadah dalam syariat Islam setelah jihad fi sabilillah. Pada hari ini sekitar enam juta jamaah haji dari seluruh penjuru dunia berkumpul di Mina untuk melempar jumrah, setelah kemarin melaksanakan wukuf di Arafah, dan bermalam di Muzdalifah, dalam rangka melaksanakan rangkaia manasik haji. Para jamaah haji mengenakan pakaian ihram yang sama, dan melakukan ucapan dan tindakan ibadah dalam manasik yang sama, mengucapkan kalimat talbiyah yang sama. Semua itu adalah dalam rangka memenuhi kewajiban yang Allah fardlukan kepada seluruh umat Islam yang mampu, sebagaimana firman-Nya:

وَلِلَّهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيلًا

…mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup  mengadakan perjalanan ke Baitullah….(QS. Ali Imran 97).

Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah,

Hari ini disebut yaumun nahar (hari berkurban) sebab para jamaah haji menyembelih hewan-hewan kurban mereka. Mereka diminta menyembelih kurban sebagai satu syi’ar bagi umat Islam, sebagai hamba Allah, dengan menyebut asma Allah ketika menyembelih hewan kurban. Allah SWT berfirman tentang kedatangan para jamaah haji di tanah haram:

لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْبَائِسَ الْفَقِير

Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah  pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.  Maka makanlah sebagian daripadanya dan (sebagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang  sengsara dan fakir. (QS. Al Hajj 28).

Demikian juga kita dan umat Islam di seluruh penjuru dunia, yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji, semua melaksanakan sholat Iedul Adha, dan setelah sholat kita diperintah untuk menyembelih hewan kurban sebagai salah satu syi’ar agama Allah. Allah SWT berfirman:

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ

Maka dirikanlah shalat Karena Tuhanmu; dan berkorbanlah” (QS. Al Kautsar)

Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah,

Ibadah Haji adalah satu kesatuan dengan ibadah kurban dan sholat Iedul Adha yang merupakan hari raya umat Islam. Pelaksanaan ketiganya yang merupakan satu kesatuan dalam ibadah kepada Allah SWT adalah syiar, kekuatan, dan dakwah umat Islam.

Syiar-syiar Allah adalah : tanda-tanda atau tempat beribadah kepada Allah. As Shabuniy dalam Shafwatut Tafaasiir menerangkan makna kalimat Sya’aairillah (syiar-syiar Allah) adalah semua urusan agama yang kita gunakan untuk beribadah kepada Allah seperti thawaf (berjalan berputar mengelilingi ka’bah sebanyak tujuh kali), sa’i (berjalan bolak-balik sebanyak tujuh kali antara bukit Shafwa dengan bukit Marwah), adzan (panggilan untuk sholat jama’ah), dan lain-lain.

Syia’ar-syi’ar Allah dalam ibadah haji adalah seluruh prosesi dalam manasik haji, baik itu dimulai dengan mengenakan pakaian ihram dan berjalan dari miqat, bermalam di Mina pada hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah), wukuf di padang Arafah (9 Dzulhijjah), bermalam di Muzdalifah (malam 10 Dzul Hijjah), lalu melempar Jumrah sebagai simbolisasi melempar syetan di Mina (10, 11, 12 Dzulhijjah), melaksanakan tahalul (dengan memotong/mencukur rambut), serta thawaf wada’ sebagai perpisahan. Termasuk di antara syiar haji adalah menyebut-nyebut asma Allah SWT dalam menyembelih korban serta memakannya dan membaginya kepada fakir miskin sebagaimana firman Allah SWT (QS. Al Hajj 28). Bahkan secara khusus Allah SWT menyatakan bahwa “Al Budna”, yakni hewan kurban baik onta, sapi, atau kambing/domba adalah termasuk syiar agama Allah SWT sebagaimana firman-Nya:

وَالْبُدْنَ جَعَلْنَاهَا لَكُمْ مِنْ شَعَائِرِ اللَّهِ لَكُمْ فِيهَا خَيْرٌ فَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهَا صَوَافَّ فَإِذَا وَجَبَتْ جُنُوبُهَا فَكُلُوا مِنْهَا وَأَطْعِمُوا الْقَانِعَ
وَالْمُعْتَرَّ كَذَلِكَ سَخَّرْنَاهَا لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan telah Kami jadikan untuk kamu unta-unta itu sebahagian dari syi’ar Allah, kamu memperoleh kebaikan  yang banyak padanya, Maka sebutlah olehmu nama Allah ketika kamu menyembelihnya dalam Keadaan  berdiri (dan telah terikat). kemudian apabila telah roboh (mati), Maka makanlah sebahagiannya dan beri  makanlah orang meminta maupun orang yang tidak meminta. Demikianlah Kami telah menundukkan  unta-unta itu kepada kamu, Mudah-mudahan kamu bersyukur. (QS. Al Hajj 36)

Apalagi syiar-syiar haji itu diperkuat dengan Iedul Adha, atau hari raya Kembali Berkurban yang dirayakan oleh umat Islam sedunia. Sehingga gaungnya mendunia. Allah SWT memuji pengagungan syiar-syiar Allah dalam firman-Nya:

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Demikianlah dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari  ketakwaan hati. (QS. Al Hajj 32).

Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah,

Kurban atau nusuk adalah peribadatan yang paling diunggulkan pada hari raya Idul Adha. Idul Adha sendiri maknanya adalah, kembali berkurban, yakni menyembelih kambing, sapi, atau onta, dengan syarat-syarat tertentu setelah melaksanakan sholat sunnah Iedul Adha. Diriwayatkan dari ‘Aisyah Ra. ia berkata, bahwa Nabi SAW bersabda:

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ مِنْ عَمَلٍ يَوْمَ النَّحْرِ أَحَبَّ إِلَى اللهِ مِنْ إِهْرَاقِ الدَّمِ، إِنَّهَا لَتَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِقُرُونِهَا ، وَأَشْعَارِهَا ، وَأَظْلاَفِهَا . وَأَنَّ الدَّمَ
لَيَقَعُ مِنْ اللهِ بِمَكَانٍ قَبْلَ أَنْ يَقَعَ مِنَ الأَرْضِ ، فَطِيبُوا بِهَا نَفْسًا .

“Tidak ada suatu amalan pun yang dilakukan oleh manusia pada Hari Raya Qurban, lebih dicintai Allah selain  dari menyembelih hewan qurban. Sesungguhnya hewan qurban itu kelak di hari Kiamat akan datang  beserta tanduk-tanduknya, bulu-bulunya dan kuku-kukunya, dan sesungguhnya sebelum darah qurban itu  menyentuh tanah, ia (pahalanya) telah diterima di sisi Allah, maka beruntunglah kalian semua dengan  pahala qurban itu.” (HR. Tirmidzi, no: 1413)

Siapapun muslim yang mempunyai kelapangan rizqi pada hari tersebut, tetapi enggan berkurban maka Rasulullah mengancamnya supaya jangan mendekati musholla Rasulullah SAW. Dari Abu Hurairah ra ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ وَجَدَ سَعَةً فَلَمْ يُضَحِّ فَلاَ يَقْرَبَنَّ مُصَلاَّنَا .

“Barangsiapa yang mempunyai kemampuan untuk berqurban, tapi ia tidak mau berqurban, maka janganlah  ia dekat-dekat di musholla (tempat shalat) kami.” (HR. Ahmad, no: 7924, Ibnu Majah, no: 3114).

Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah,

Rasulullah Saw. memberikan contoh praktis beliau menyembelih sendiri domba kurban setelah turun dari mimbar khutbah di musholla sholat Ied seraya berdzikir:

« بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ هَذَا عَنِّى وَعَمَّنْ لَمْ يُضَحِّ مِنْ أُمَّتِى ».

Dengan nama Allah dan Allah Maha Besar. Ini kurban dariku dan dari umatku yang tidak menyembelih  kurban” (HR. Abu Dawud).

Musholla atau tempat sholat yang dimaksud dalam hadits Nabi saw. tersebut adalah lapangan yang khusus dipergunakan hanya untuk sholat Iedul Fitri dan Iedul Adha. Karena setiap harinya Nabi saw. adalah sholat berjamaah lima waktu di masjid beliau saw. Di lapangan tempat sholat (musholla) inilah Nabi saw memerintahkan seluruh kaum muslimin, tua muda, pria dan wanita agar hadir mengikuti sholat atau bahkan sekedar mendengarkan khutbah dan dakwah Islam. Diriwayatkan bahwa para wanita yang sedang haid pun diperintahkan oleh Rasulullah saw. untuk hadir di lapangan. Juga Rasulullah saw memerintahkan para wanita meminjamkan jilbab mereka kepada saudaranya yang tidak punya jilbab agar mereka bisa hadir.

Rasulullah saw pun memerintahkan agar umat Islam mengambil jalan yang berbeda antara datang ke tempat sholat dengan pulangnya seraya mengumandangkan takbir untuk membesarkan dan mengagungkan syiar hari raya. Bahkan kalimat takbir, tahlil, dan tahmid itu diminta untuk terus dikumandangkan selama empat hari sampai akhir hari tasyriq pada tanggal 13 Dzulhijjah. Demikian juga menyembelih kurban dengan mengucapkan “Bismillahi Allahu Akbar!” dan memakan dagingnya bersama keluarga dan sahabat serta membagikan kepada fakir miskin pada tanggal 10, 11, 12, dan 13 Dzulhijjah adalah syiar dan kegembiraan untuk mengagungkan asma Allah yang sangat bernilai bagi persatuan dan kesatuan umat serta dakwah Islam.

Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah,

Larangan Rasulullah Saw. kepada orang yang tak mau berkurban padahal dia mampu berkorban untuk mendekati musolla Nabi Saw. maknanya adalah dia tidak diakui sebagai bagian dari jamaah kaum muslimin, umat Nabi Muhammad Saw. Bayangkan jika larangan itu ternyata berlaku pada hari kiamat di padang mahsyar nanti! Oleh karena itu, pesiapkanlah diri kita dengan menabung maupun giat berusaha agar kita senantiasa bisa berkorban dan kembali menyembelih kurban tiap tanggal 10-13 Dzul Hijjah untuk membesarkan syiar Allah sebagai umat Islam, umat Nabi Muhammad Saw., dengan ketaqwaan untuk mencari ridlo Allah SWT.

Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah,

Baginda Rasulullah Saw. juga mengajarkan kepada kita dalam mengagungkan syiar Hari Raya Kurban, agar kita berkurban dengan menyembeih hewan kurban yang paling bagus.

Sayyidina Umar bin Al Khaththab r.a. pernah mengatakan kepada Rasulullah Saw. bahwa dirinya punya Onta Najibah yang sangat tinggi harganya yakni 300 Dinar, atau sekitar Rp 750 Juta Rupiah, setara dengan sekitar
30 onta biasa. Dia mau menjual onta itu untuk dibelikan dengan onta biasa untuk dikorbankan. Tapi Rasulullah menyuruh agar Umar r.a. menyembelih onta Najibah yang sangat mahal tersebut. Sayyidina Umar r.a. menyembelihnya sesuai perintah Rasulullah Saw tersebut. Artinya, kalau kita mampu berkorban dengan menyembelih sapi lemousin, maka sembelihlah, jangan menyembelih sapi biasa. Kalau kita mampu berkorban dengan empat sapi, maka sembelihlah sapi tiap hari dari tanggal 10 sampai dengan tanggal 13 Dzulhijjah. Sehingga masyarakat di sekitar kita bisa makan daging kurban setiap hari dan semarak Idul Adha demikian terasa. Inilah makna mengagungkan syiar agama Allah!

Rasulullah Saw sendiri menyembelih 100 ekor onta pada saat pergi haji. Kita rindu pemimpin dan penguasa yang mengikuti teladan Rasulullah Saw., yakni pemimpin yang beriman dan bertaqwa dengan sebenar- benarnya takwa sehingga dia benar-benar ikhlas mengagungkan syiar-syiar agama Allah SWT untuk mencari keridloan-Nya sebagaimana firman-Nya:

ذَلِكَ وَمَنْ يُعَظِّمْ شَعَائِرَ اللَّهِ فَإِنَّهَا مِنْ تَقْوَى الْقُلُوبِ

Demikianlah dan barangsiapa mengagungkan syi’ar-syi’ar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari  ketakwaan hati. (QS. Al Hajj 32).

Allahu Akbar 3x walillahil hamd
Kaum muslimin rahimakumullah,

Akhirnya marilah kita tundukkan diri kita kepada Allah SWT dengan khusyu dan ikhlas memohon kepada- Nya agar Dia SWT berkenan mempersatukan hati umat Islam, baik para pemimpinnya maupun para pengikutnya, para ulamanya maupun para santrinya, para cendekiawan maupun orang awamnya, orang kaya maupun duafanya, kaum tua maupun kaum mudanya, kaum lelaki maupun kaum perempuannya, semuanya bersatu dalam kalimat Tauhid “Laailaha Illallah Muhammadur Rasulullah Saw” dan bergotong- royong saling bahu-membahu untuk mewujudkan pimpinan nasional yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, yang mengagungkan syiar Allah SWT, yang mampu menjaga kedaulatan NKRI dari dominasi asing dan aseng, yang mampu mengemban amanat penderitaan rakyat, yang mampu menggunakan segala kekayaan negara untuk membebaskan rakyat dari rasa lapar, dari ketelanjangan, dan dari gelandangan, juga mampu menggunakan segala kekayaan alam kita untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan kesejahteraan rakyat, dan menjamin keamanan seluruh bangsa dan negara. Disamping itu mampu menjaga dan membela aspirasi dan hak-hak umat Islam, mayoritas penduduk yang selama ini terpinggirkan.

رَبَّنَا آمَنَّا بِمَا أَنْزَلْتَ وَاتَّبَعْنَا الرَّسُولَ فَاكْتُبْنَا مَعَ الشَّاهِدِينَ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّاب
رَبَّنَا افْتَحْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ قَوْمِنَا بِالْحَقِّ وَأَنْتَ خَيْرُ الْفَاتِحِينَ
رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ
عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وصلى الله على سيدنا محمد وعلى أله وصحبه و سلم والحمد لله رب العالمين
الله اكبر الله اكبر لااله الاّ الله و الله اكبر الله اكبر ولله الحمد.

Muhammad Al Khaththath
Sekjen FUI, Kornas GISS

Artikel Terkait

Back to top button