NASIONAL

Kiai Muhyiddin: Jadikan Tahun Baru Islam Momentum Persatuan Lawan Islamofobia

Bogor (SI Online) – Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Muhyiddin Junaidi menyatakan bahwa gerakan Islamofobia sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW.

“Islamofobia sudah ada sejak zaman Nabi, ketika itu Rasul dituduh sebagai orang gila, tukang sihir. Nabi juga diembargo, bahkan semua kabilah dikumpulkan untuk membunuh nabi, tetapi Allah memberi pertolongan,” jelas Kiai Muhyiddin dalam acara zikir dan tabligh akbar di Masjid Al Muttaqin, Kota Bogor, Jumat malam (29/7/2022).

Ia menjelaskan, Islamofobia adalah gerakan yang selalu menyebarkan sikap anti Islam. “Selalu membuat opini tentang kejelekan dan keterbelakangan umat Islam, membuat perpecahan antar umat Islam, umat Islam diframing intoleran, anti Pancasila, dan sebagainya,” ujar Kiai Muhyiddin.

“Jadi umat Islam seakan-akan sebagai makhluk yang menakutkan. Dan anehnya hanya Islam yang jadi sasaran, adakah Hindufobia, Kristenfobia? tidak ada,” katanya.

Namun perlahan, akhirnya gerakan Islamofobia ini sudah mulai disadari sebuah kesalahan yang harus dihentikan. PBB pada Maret lalu mengeluarkan resolusi anti Islamofobia.

Baca juga: Sambut Tahun Baru Islam, Sejumlah Ulama Habaib dan Umaro Kumpul di Al Muttaqin Bogor

Oleh karena itu, Islamofobia ini harus dijadikan momentum bagi umat Islam khususnya di Indonesia sebagai perekat ukhuwah dan semangat perjuangan.

“Kita harus bersatu bahwa musuh yang paling berat adalah mereka yang dibelakang gerakan Islamofobia ini,” ungkap Kiai Muhyiddin.

“Kita harus dahulukan persatuan, karena musuh kita ada juga yang berbaju Islam,” tambah Ketua Dewan Pembina Jalinan Alumni Timur Tengah Indonesia (Jatti) itu.

Zikir dan tabligh akbar digelar dalam rangka menyemarakkan Tahun Baru Islam. Banyak ulama, habaib dan tokoh masyarakat yang hadir.

Mereka antara lain; KH Didin Hafidhuddin, KH Badrudin Subhki, KH Cherul Saleh, Atang Trisnanto, Habib Mahdi bin Hamzah Assegaf, Habib Muhammad Alatas, Habib Ahmad al Munawar, KH Muhammad al Khaththath, Ustaz Ismail Yusanto, Ustaz Abdul Aziz, Ustaz Dadang Holiyulloh, Ustaz Abdul Halim dan lainnya.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button