NASIONAL

Kritik Menpora, HNW: Teladani Bung Karno, Tolak Timnas Israel

Jakarta (SI Online) – Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengkritik sikap Menpora Zainudin Amali dan Ketua Umum PSSI M. Iriawan soal partisipasi Timnas Israel dalam Piala Dunia U-20 yang akan diselenggarakan di Indonesia pada 22 Mei-11 Juni 2023 mendatang.

Hidayat mengatakan, soal Timnas Israel akan ikut bertanding di Piala Dunia U-20 di Indonesia, penting dikoreksi dan dikaji ulang. Alasannya, jika dibiarkan hal itu bisa dikapitalisasi oleh Israel sebagai sikap permisif dan bentuk penerimaan terhadap kejahatan penjajahan mereka atas Palestina.

Menolak Israel, kata HNW, adalah sikap yang sesuai amanat Konstitusi. Sebab konstitusi telah menolak segala bentuk penjajahan, termasuk penjajahan Israel atas Palestina. Bung Karno dan presiden-pesiden Indonesia setelah Bung Karno, kata HNW, sikap mereka terhadap Israel sesuai dengan konstitusi.

Oleh karenanya, kata Hidayat, untuk meneladani Bung Karno dan menjaga komitmen konstitusional Indonesia dalam membela dan menjunjung keadilan dan menolak penjajahan, sudah semestinya semua pejabat di Indonesia satu sikap menolak penjajahan Israel dengan berbagai konsekuensinya. Termasuk terkait keikutsertaan Israel dalam piala dunia U-20 di Indonesia, sekalipun dengan tetap mengupayakan bisa sukses sebagai tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia usia 20 tahun.

“Tapi tanpa kesertaan tim Israel, atau bisa meminta melalui FIFA agar Israel mengurungkan keinginan untuk bertanding di Indonesia karena kehadirannya mendapatkan penolakan dari masyarakat luas, atau tidak memberikan visa untuk Timnas Israel, karena pemerintah Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Israel,” demikian disampaikan Hidayat melalui keterangan tertulisnya kepada Suara Islam, Kamis (30/6/2022).

HNW mengingatkan agar Kemenpora dan Ketua Umum PSSI jangan mengabaikan sikap resmi Indonesia sebagaimana dilakukan oleh Presiden Soekarno, yang sejak lama sudah beberapa kali tidak mengakui dan tidak mau terlibat dengan Israel maupun mengundang mereka ke Indonesia seperti saat penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika di Bandung. Termasuk dalam ajang olahraga. Presiden Sukarno bahkan melarang Timnas Indonesia bertanding melawan Israel pada Kualifikasi Piala Dunia 1958, dan melarang kedatangan Timnas Israel pada Asian Games 1962.

Padahal, kata HWN, sampai tahun 1962 penjajahan dan teror Israel terhadap Palestina belum seluas dan sejahat sekarang ini, di mana sebelum tahun 1967 Israel baru menjajah 22% tanah Palestina, tetapi sekarang ini, sudah hampir 85% tanah Palestina yang dirampas Israel dan langsung berada di bawah kendali kuasa penjajah Israel, dengan segala diskriminasi dan kelalimannya.

“Itu semua membuktikan bahwa Israel sejak dulu hingga kini tidak menghormati sikap Bung Karno dan sikap Negara Indonesia, mereka malah makin luas melakukan penjajahan dan penjarahan tanah-ranah Palestina, termasuk masjid alAqsha di AlQuds, dan kawasan pemukiman di sekitarnya. Makin banyak juga Resolusi-Resolusi PBB yang dilanggar Israel, bahkan lebih dari itu Israel malah mempraktikkan kejahatan apartheid terhadap Palestina, dan kejahatan kemanusiaan terhadap Gaza yang sudah diisolasi Israel selama 15 tahun.”lanjutnya.

HNW menegaskan bahwa Ini juga bukan perkara mencampurkan Olahraga dengan Politik, sekalipun itu telah dengan terbuka dilakukan oleh FIFA dan lain-lainnya saat menjatuhkan beragam sanksi terhadap Rusia dan para atlet olahraganya, karena serangan Rusia terhadap Ukraina yang dilakukan sejak beberapa bulan yang lalu.

Sementara Israel yang telah menyerang dan merampas tanah2 Palestina sejak lebih dari 70 tahun tidak di jatuhi sanksi apa pun oleh FIFA dan lain-lainnya. Tetapi sikap penolakan ini perlu dilakukan Pemerintah Indonesia, karena Indonesia berkewajiban melaksanakan perintah Konstitusi yang sudah menjadi sikap dasar Negara sebagaimana dipraktikkan oleh Bung Karno, serta politik luar negeri Indonesia, yang ingin terlibat dalam melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button