NUIM HIDAYAT

Lebih Tinggi Mana, Ukhuwah Islamiyah atau Ukhuwah Wathaniyah?

Pertanyaan ini sensitif. Tapi dalam hidup kita harus menjawab pertanyaan-pertanyaan sensitif seperti ini.

Ide ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah bashariyah mengemuka setelah diungkap oleh almarhum Gus Dur tokoh NU, ‘sekitar tahun 80-an’. Dengan dalih ukhuwah wathaniyah ia menjalin keakraban dengan tokoh-tokoh non Muslim dan membela mereka lebih dari pembelaannya kepada kaum Muslim. Dengan ukhuwah bashariyah ia menjalin hubungan mesra dengan Israel, sehingga dianugerahi Shimon Peres Award.

Dalam perjuangannya Gus Dur beda dengan bapaknya KH Wahid Hasyim. Bila Gus Dur menolak penerapan Islam oleh negara, bapaknya memperjuangkannya. KH Wahid Hasyim dalam sidang-sidang BPUPKI menjelang Indonesia merdeka, mengusulkan dengan keras tentang pentingnya kewajiban menjalankan syariat Islam bagi umat Islam Indonesia. Bahkan ia mengusulkan presiden Indonesia harus orang Islam. (Kini dalam UUD ’45 hasil amandemen, presiden adalah warga negara Indonesia).

Kakek Gus Dur lebih hebat lagi. Dialah yang membidani lahirnya NU. Ia Ketua Dewan Syura Masyumi dan akrab dengan ormas-ormas Islam lain. Ia sama-sama dengan KH Ahmad Dahlan -pendiri Muhammadiyah- berguru pada KH Sholeh Darat, ulama terkemuka saat itu. Seperti diketahui bersama Masyumi bertujuan untuk menerapkan syariat Islam, baik individu, keluarga, masyarakat maupun negara.

Ukhuwah wathaniyah tentu penting. Ahmad Hasan, guru Mohammmad Natsir menyatakan bahwa cinta tanah air itu baik dan tidak dilarang. Bukan hanya cinta tanah air, kaum Muslim juga cinta binatang, tanaman dan alam sekitarnya. Rasulullah meski hijrah ke Madinah, tetap menyatakan kecintaannya kepada tanah kelahirannya Mekkah. Kalau kita ke luar negeri lebih dari sebulan, rindu rasanya untuk pulang ke tanah air.

Ahmad Hasan pernah menyatakan pada Soekarno bahwa kecintaan terhadap Islam lebih tinggi daripada kecintaan kepada tanah air. Cinta kepada tanah air didasari apa? Kalau dalam Islam, cinta tanah air karena didasari bahwa bumi ini diciptakan Allah. Tugas manusia di dunia ini adalah untuk memakmurkan bumi, termasuk tanah airnya. Al-Qur’an menyatakan bahwa tugas manusia sebagai Khalifah fil ardh. Jadi membuat bangsa menjadi maju, adil dan makmur adalah merupakan kewajiban Muslim.

Kaum nasionalis sekuler, seperti Soekarno dkk mencintai tanah air hanya ungkapan perasaan semata (nafsu). Tidak ada landasan yang kuat mendasarinya. Karena itu mereka yang menyatakan dirinya kaum nasionalis (sekuler), seringkali bersekongkol dengan pihak asing yang justru merugikan bangsanya sendiri.

Sekarang kita bicara ukhuwah atau persaudaraan. Kalau kita lihat di dunia ini kenapa bangsa Yahudi dan China maju? Karena salah satunya mereka punya ‘ukhuwah chinaiyah’ dan ‘ukhuwah yahudiyah’ yang tinggi, yang melewati batas-batas negara. Orang-orang Cina mempunyai semangat yang tinggi membantu sesamanya, sebagaimana orang-orang Yahudi. Mereka tidak peduli di negara mana mereka berada, tetap saling membantu. Jadi mereka meninggikan kecinaannya dan keyahudiannya daripada tanah airnya. Meski demikian, orang-orang Yahudi dan China mayoritas tetap ingin membantu tanah airnya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button