OPINI

Megawati Memilih Pil Pahit

Menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Capres adalah pilihan pahit bagi Megawati karena semua tahu Megawati tidak suka pada ulah Ganjar yang sejak awal beraksi untuk pencapresan dirinya. Jokowi ada dibelakang Ganjar.

Kini ada situasi yang terpaksa Megawati memilih jalan melawan batinnya sendiri. Sang Puteri Puan Maharani harus dikorbankan.

Koalisi Besar dengan Prabowo sebagai figur dapat meminggirkan PDIP. Megawati tidak ingin partainya teralienasi. Sebab ironi jika partai pemenang Pemilu ternyata tidak punya teman. Kendali politik tidak pada Megawati tetapi Jokowi. Petugas partai yang dianggap tidak loyal bahkan durhaka. Mendorong Ganjar adalah bentuk kedurhakaan politik. Megawati ingin Puan.

Pergeseran dukungan Jokowi kepada Prabowo membuat Megawati pening. Koalisi Besar menjadi ancaman. Dalam keadaan panik Megawati terpaksa memakan buah yang tidak disukainya. Pil pahit harus ditelan. Dukungan pada Ganjar Pranowo bukan kegembiraan tetapi keterpaksaan politik demi eksistensi PDIP sekaligus untuk memaksa Jokowi kembali terkendali. Prabowo dibuang dan Puan disimpan.

Megawati baru saja menyatakan tidak mendukung Capres yang mengandalkan pencitraan. Dan ia sangat tahu Ganjar berada di panggung ini. Kader-kader PDIP banyak yang terus menyerang Ganjar. Demi Megawati dan Puan. Ketika kondisi berbalik akibat kepeningan Megawati maka kader-kader PDIP militan ikut terbawa pening pula. Pemulihan aspek psikologis adalah problema internal. Api dalam sekam.

Ganjar Pranowo bukan figur ideal. Banyak kelemahan ada padanya dan Megawati sangat tahu akan hal itu. Memang pahit.

Sebagai Gubernur Jawa Tengah Ganjar tidak memiliki prestasi yang patut dibanggakan. Bahkan dalam kasus penambangan batu andesit di Wadas Purworejo ia dikecam oleh rakyat. Rakyat yang tertindas. Konten media termasuk tiktok sering menampilkan profil citra “merakyat” Ganjar yang sulit dibedakan dengan “kampungan”.

Megawati tentu memahami dua sorotan menohok pada Ganjar yaitu pertama, soal suap 500 ribu US Dollar dalam kesaksian Nazarudin dan dakwaan Jaksa di PN Tipikor Jakarta. Kedua, soal terang-terangan hobi nonton film porno saat podcast bersama Letkol Tit. Deddy Corbuzier. Sikap tanpa malu dan salah ini kemudian menjadi bulan-bulanan Ganjar Pranowo.

Megawati jualan produk yang tidak bagus. Diuji ke depan akankah dengan kemasan baru produk itu menjadi laku di pasaran atau tidak. Selera konsumen itu sering berubah. Ahok yang dipasarkan bagus nyatanya hancur dibantai konsumen. Profil diri memang buruk dan kontroversial. Hasil survey menjadi bukti atas citra palsu.

Megawati memilih pil pahit untuk diminum. Dapat menjadi obat atau racun. Sebagian rakyat menganggap Ganjar adalah obat tapi sebagiannya lagi ia adalah racun. Bangsa sedang diuji oleh pilihan pahit Megawati. Tapi tenang saja “Belanda masih jauh”.

Ganjar Pranowo belum tentu menang. Peluang kalah juga sangat besar. Citra sedang bertarung melawan realita. Dan realita adalah fakta. []

M. Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan
Bandung, 24 April 2023

Artikel Terkait

Back to top button