OPINI

Menanggapi Rekomendasi Calon Presiden PA 212

Walaupun pemerintah baru Malaysia kewalahan membayar hutang yang ditinggalkan oleh rejim sebelumnya, namun kita telah melihat perubahan ke arah positif Malaysia yang baru saja ganti rejim tersebut. Pemerintahan Malaysia yang baru telah membatalkan proyek dari negara Cina yang tidak transparent, mengusut kekayaan mantan petinggi negara termasuk PM, meninjau gaji petinggi negara yang terlalu mahal sama seperti isu BPIP, membubarkan institusi yang menjilat pemerintah, memberhentikan dan menindak secara hukum para petinggi negara seperti ketua KPU, KPK, kepala Polisi dll yang menyalahgunakan kuasa dan sebagainya.

Untuk itu saya sangat mendukung program ganti presiden 2019 supaya pemerintah baru Indonesia nanti melakukan sebagaimana yang dilakukan oleh PH di Malaysia. Ini karena saya melihat masalah yang dialami Malaysia sebelum ini hampir sama dengan masalah yang ada di Indonesia hari ini. Dengan digantinya rejim pada 2019 diharapkan Indonesia baru di bawah pemerintahan yang baru akan melakukan sesuatu yang baru untuk kebaikan bangsa dan negara Indonesia.

Dengan ilmu yang sedikit ada, saya tidak bermaksud ingin mengajar para tokoh hebat dalam persaudaraan alumni 212 seperti Prof. Dr Amien Rais dan sebagainya. Saya juga hanya menanggapi calon Presiden karena ia menduduki peranan yang sangat penting perubahan untuk melahirkan Indonesia baru sebagaimana Malaysia baru, sementara calon wakil di samping semua calon yang dikemukakan sangat layak, ia juga karena posisi wakil presiden tidak berkuasa membuat perubahan yang signifikan dalam negara.

Berikut sekadar pandangan pribadi saya tentang calon presiden yang direkomendasikan oleh para tokoh dan ulama dalam alumni 212;

Habib Rizieq Syihab

Habib Rizieq seorang ulama berkaliber yang diakui di berbagai negara ketokohannya. Beliau juga alumni universitas negeri tertua dan terbaik di Malaysia sama almamater dan saya pernah jumpa dengan beliau di Universiti Malaya. Tesis MA-nya tentang politik di Indonesia mendapat pujian dari pembimbingnya seorang Profesor emeritus.

Tapi menurut saya beliau sangat berisiko, beberapa kali mahu dibunuh, pembunuhan karakter sering dia alami, dan seolah beliau adalah musuh bersama kelompok tertentu di dunia saat ini. Mungkin jabatan yang terbaik untuk beliau adalah Menteri Pertahanan sebagaimana Muhamad Sabu di Malaysia seorang tokoh kritis sipil yang sering keluar masuk penjara dan sering dihina. Nasibnya hampir sama dengan Habib Rizieq dan sekarang Muhamad Sabu adalah Menteri Pertahanan Malaysia yang baru. Apa yang saya yakin Habib tidak akan mahu dicalonkan jadi Presiden kecuali jika ada darurat yang memaksa.

Prabowo Subianto

Kita ingin perubahan total dan menyerahkan sesuatu pada yang ahli di bidangnya. Ini disokong oleh Islam dan teori filosof Yunani kuno dengan ciri kepemimpinan. Jasa beliau cukup banyak di Indonesia, beliau dicintai oleh banyak orang dan seorang tokoh yang hebat walaupun dikira baru muncul dalam perpolitikan tanah air.

Namun beliau sudah tua 67 tahun yang dalam ukuran ilmu kesehatan sudah banyak kelemahannya. Beliau juga tiada pengalaman dalam pemerintahan, pengalaman memimpin dalam militer dan perusahaan dengan konsep “Siap Pak, Baik Boss” tidak sama dengan memimpin masyarakat dalam pemerintahan. Lagipun dalam realitanya tidak ada negara yang maju dipimpin oleh tentara di dunia ini.

Jika kita bandingkan dengan Mahathir yang jauh lebih tua, ia sangat berbeda. Mahathir berpengalaman 22 tahun menjadi Perdana Menteri. Beliau tahu dan kenal seluk beluk institusi dan orang di Malaysia. Anwar juga berpengalaman dalam pemerintah waktu jadi Timbalan Perdana Menteri dan keluar masuk penjara selama 10 tahun lebih.

Saat bicara kita dapat mengukur intelektual kecerdasan Mahathir dan Anwar Ibrahim sangat tinggi yang disebabkan oleh karena mereka berdua adalah suka membaca. Falsafah mereka adalah a leader is a reader. Bacaan mereka tentu saja bukan komik si juki sambil kening berkerut tentunya. Ia sangat berbeda dengan tingkat kecerdasan Pak Prabowo tanpa berniat melemahkan beliau. Prabowo yang hanya didukung oleh 32% daftar pemilih pada 2014 akan jadi bulan-bulanan 37% pendukung Jokowi dan 30% pendukung golput yang maukan pemimpin cerdas dan amanah. Mereka sudah punya data senjata lama sejak musim pilpres 2014 untuk menenggelamkan Prabowo dalam media sosial dan sebagainya.

Jadi di harap Pak PS legowo sebagaimana Megawati yang sadar akan kualitasnya dirinya lalu memberi laluan kepada Jokowi dulu. Posisi yang paling sesuai untuk PS menurut saya adalah menjadi Penasihat Presiden.

Dr Muhammad Zainul Majdi MA

Sebenarnya Indonesia punya banyak tokoh yang jauh lebih baik dan berkualitas di Indonesia. Namun ada penyakit parah semacam budaya bangsa yang selama ini belum sembuh di Indonesia. Jika yang muncul calon dari Muhammadiyah, NU tidak mendukung, Jika yang muncul calon dari PKS, Persis dan ormas lain tidak menerima dan sebaliknya.

Dengan ilmu yang sedikit ada, saya melihat TGB adalah tokoh yang bisa diterima oleh semua ormas yang “tidak kompak” itu selama ini. TGB seorang sipil muda yang intelektual cendekiawan, jujur, amanah, qawiyun amin, rekam jejak yang baik, jujur, adil, berilmu, memiliki wawasan yang luas, bermoral-akhlak yang mulia, berkarisma, wibawa, jati diri, integritas, Siddiq, amanah, cerdas dan tablig, berjiwa merdeka, intelektual, cendekiawan. Hampir semua syarat pemimpin dalam kaedah politik Islam beliau penuhi.

Para ulama pula banyak yang mendukung, bahkan Ustaz Abdul Somad yang kondang itu mahu menjadi team sukses yang akan berkampanye setiap kali dia ceramah. Dari segi ilmu TGB ada S3 dan berpengalaman dua periode menjadi Gubernur. Walaupun NTB sebuah propinsi kecil, kepemimpinan Nabi Muhamad di Madinah juga mulanya tidak luas tapi pengaruhnya sangat luas. Walaupun banyak kelemahan dan tidak sempurna, tetapi TGB terbaik dan paling aman bisa menang menurut saya. In Shaa Allah TGB akan didampingi oleh para tokoh bangsa yang bersih nantinya jika jadi Presiden. Untuk catatan kami tidak saling kenal apalagi ada hubungan saudara dengan TGB.

Yusril Ihza Mahendra

Beliau adalah guru yang tulisannya banyak saya kutip dalam tesis PhD saya. Pendidikan, intelektual dan ketokohannya tidak diragukan bahkan pernah mengurungkan hasratnya menjadi presiden untuk memberi ruang bagi tokoh lain demi kebaikan bangsa, negara dan umat. Kelemahan Yusril menurut saya adalah dalam Public Relations yang membuat PBB kurang diterima masyarakat waktu itu. Yusril seorang tokoh pejuang keadilan yang harus dikembalikan menjadi Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia karena prestasinya yang teruji dalam membela keadilan demi bangsa dan negara.

Zulkifli Hasan

Seorang politikus hebat dan pejuang bangsa, negara dan agama yang tidak diragukan. Namun beliau kurang dikenal apalagi oleh masyarakat kampung yang menjadi pemilih utama di Indonesia. Terlalu awal dan berisiko kalah jika mengangkat beliau jadi capres saat ini menurut saya.

Akhirnya, saya berpandangan sudah saatnya gabungan partai Gerindra, PKS, PAN & PBB dan mungkin juga membuka ruang kerjasama dengan politikus yang “baik” dalam PPP, PKB sebagainya untuk membentuk Gabungan Poros Rakyat sebagaimana PH di Malaysia yang menang dalam PRU 9 May 2018 lalu. Kumpulkan kekuatan tokoh cerdas, bersih, intelektual, tokoh masyarakat, anak muda dan buat gerakan nyata dalam masyarakat. Buat langkah berani dengan “meminang” TGB menjadi calon presiden karena Demokrat nampaknya masih “bernafsu” mengangkat anak SBY.. Bentuk kabinet bayangan yang terdiri dari para profesional bersih dari KKN dan yang pasti mereka bukan orang-orang rejim sebelum ini.

In Shaa Allah TGB orang baik dan dekat dengan negara umat Islam seperti Malaysia. Ini akan membuat TGB dekat dengan ulama, para tokoh masyarakat, cendekiawan, masyarakat. Beliau tidak akan diktator, tidak anti kritik, tidak merasa banar dan hebat sendiri, beliau akan terbuka menerima idea, kritik, saran demi kebaikan bangsa dan negara Indonesia yang kita cintai.

Diharapkan setelah TGB terpilih nanti negara akan lebih berpihak pada pekerja anak negeri, kasus Habib Rizieq, Jonru dll akan dibebaskan sebagaimana bebasnya Anwar di Malaysia. Para penjilat dan pengkhianat akan diadili dan disingkirkan sebagaimana yang dilakukan oleh Mahathir Mohamad. Kebebasan bersuara akan kembali lagi dan rakyat hidup aman damai dalam baldatun thayibatun warobbun ghofur jauh dari berbagai-bagai macam prahara yang memeningkan kepala seperti saat ini. TGB tak akan berjalan sendiri, beliau akan dibantu oleh para think thank yang unggul untuk memikirkan kebaikan negara ini sebagaimana yang dilakukan oleh pemerintah baru PH di Malaysia.

Kajang 31 May 2018
Sekadar berpendapat dan siap diajak diskusi

Dr Afriadi Sanusi
Doktor bidang politik Islam dari Universiti Malaya, Kuala Lumpur, Malaysia.

Artikel Terkait

Back to top button