RESONANSI

Menelisik Bencana Khumaeni-Hakikat Revolusi Iran (Bag. 2)

Setelah sidang pembaca menyimak dengan seksama judul tulisan pada (bag.1) yang berisi seruan dari Syekh Azad kepada para pemimpin dunia Islam, ulama dan umat Islam seluruh dunia tentang bencana akibat revolusi Syiah Iran, kini sidang pembaca akan lebih dicengangkan lagi atas sejumlah kesaksian beliau saat berkunjung ke Iran pasca revolusi Syiah Iran digulirkan.

Syekh Azad dalam bukletnya di antaranya mengisahkan sejumlah kesaksian saat kunjungan pertamanya ke Iran pada Februari 1980. Kesaksian pertama, beliau melihat di dinding Hotel Hilton Iran terpasang kain putih bertuliskan: “Kami akan bebaskan Ka’bah dan al-Quds Palestina dari tangan-tangan orang kafir”

Memaknai tulisan tersebut di atas, Syekh Azad mengartikannya bahwa mereka menganggap Kerajaan Saudi Arabia dan Israel itu sama di mata Revolusi Iran! Karena itu keduanya, orang Yahudi dan Saudi mereka anggap sebagai kafir, musuh revolusi Iran.

Lebih lanjut Syekh Azad menyatakan, sebuah klaim bahwa Ka’bah ada di tangan orang-orang kafir dan Ka’bah harus dibebaskan adalah suatu perilaku dusta yang sangat nyata terhadap al-Qur’an al-Karim yang telah menyatakan sejak tahun 9 Hijriyah, hendaknya jangan ada yang mendekati Masjidil Haram seorang pun dari orang-orang musyrik (QS. At Taubah: 28).

Kesaksian kedua, Syekh Azad melihat banyak orang Iran yang membagi-bagikan buku secara gratis yang berisikan permusuhan terhadap para pemimpin negara Islam pada umumnya dan secara khusus kepada Raja Saudi.

Penyebaran buku yang masif ini, menurut Syekh Azad tidak lain adalah untuk melakukan mobilisasi sensifitas perasaan umum untuk melawan para pemimpin negara Islam, khususnya Raja Saudi.

Menyikapi dua fenomena kesaksian di atas, Syekh Azad kembali mengingatkan kaum muslimin di seluruh dunia harus waspada untuk menghindari bahaya dan menjaga kaum muslimin dari pengaruh revolusi Iran.

Ditegaskan pula, bahwa pemikiran orang Iran harus dibebaskan dari pemikiran dan dugaan-dugaan melenceng yang penuh kejahatan ini dengan segala cara, hal ini mutlak wajib dikerjakan oleh ulama dan para pemimpin negara Islam, tegas Syekh Azad.

Disarikan dari buklet yang ditulis Syekh Muhammad Abdul Qodir Azad berjudul: “al-Fitnah al-Khumaniyyah – Haqiqatuts Tsaurah al-Iraniyyah” dialihbahasakan Fatchul Umam, 1 Dzulhijjah 1441.

Ikuti terus kesaksian Syekh Azad pada tulisan-tulisan berikutnya.

Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial.

Artikel Terkait

Back to top button