NASIONAL

Pentingnya Sinergi Umaro dan Ulama dalam Amar Makruf Nahi Munkar

Bogor (SI Online) – Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) Kota Bogor Ustaz Abdul Halim menjelaskan bahwa eksisnya Islam itu dengan amar makruf nahi munkar (mengajak kebaikan mencegah kemunkaran).

Menurutnya, setiap Muslim berkewajiban melaksanakan amar makruf nahi munkar. “Siapapun dia, apapun posisi jabatannya harus bisa melakukan amar makruf nahi munkar,” jelas Halim dalam tabligh akbar di Bogor pada Selasa lalu (2/12/2020).

Seperti yang dikatakan salah satu ulama pendiri bangsa yaitu Mohammad Natsir, bahwa melakukan amar makruf nahi munkar tidak harus menjadi seorang ustaz terlebih dahulu.

Sesuai hadis Nabi, Halim menjelaskan bahwa urutan melakukan amar makruf nahi munkar yaitu pertama merubah dengan kekuasaan lalu dengan lisan kemudian dengan hati.

“Dengan kekuasaan para ulama menjelaskan bahwa perubahan dilakukan oleh umaro karena penguasa bisa menindak, sementara kalau ulama merubah dengan lisan yaitu melalui seruan atau peringatan. Namun jika dengan hati itu kategorinya lemah iman, karena itu harus amar makruf nahi munkar harus memakai kekuasaan dan lisan,” jelasnya.

Selain itu, Halim juga menegaskan bahwa dalam amar makruf nahi munkar itu tidak ada sikap netral. “Tidak ada netral, netral itu membiarkan kemunkaran. Dan di dalam Al Qur’an dijelaskan kalau menolak amar makruf itu tergolong kaum munafik,” tuturnya.

Oleh karena itu, Halim mengajak agar para umaro untuk bisa sinergi dengan ulama dalam amar makruf nahi munkar. “Kalau ada kemunkaran ulama cukup lapor, biar umaro yang eksekusi,” tandasnya.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button