NASIONAL

Perjalanan Kapal Ramadhan ACT Berbagi Kebahagiaan Sampai di Alor

Alor, NTT (SI Online) – Usai mengarungi lautan dengan menempuh perjalanan kurang lebih 25 jam dari Makasar ke Labuan Bajo dan sekitar 30 jam dari Bajo ke Pelabuhan Kalabahi, Kapal Ramadhan ACT akhirnya tiba di Pulau Alor, Nusa Tenggara Timur pada Sabtu 2 Juni 2018, tepat pukul 23.00 WIT.

Seperti dilaporkan Anggota Forum Jurnalis Muslim (Forjim) yang berada dalam rombongan Kapal Kemanusiaan, titik pertama yang didatangi oleh tim distribusi adalah kampung Timo Abang, Desa Marru, Pulau Pura, Kabupaten Alor.

Perlu waktu sekitar 30 menit ke Dalolong dengan menggunakan perahu kecil nelayan dengan kapasitas 15 orang. Tempat dimana ACT memiliki gudang logistik kemanusiaan di dekat pelabuhan Kalabahi, Alor NTT.

Pulau Pura penduduknya mayoritas beragama Islam. Tim ACT mendapat sambutan yang hangat dan bersahaja ala masyarakat desa. Bantuan diturunkan dari perahu kecil nelayan yang ditumpangi untuk mengangkut bantuan. Mulai dari anak-anak, orang tua sampai ibu-ibu pun turut membantu dan bergotong royong membawa paket bantuan yang sudah dipersiapkan oleh ACT.

Lokasi paket bantuan diturunkan di sebuah ruangan kelas di Madrasah Islam Swasta (MIS) Darussalam Timo Abang.

“Kami di sini walau bertetangga dengan pulau di sebelah yang beragam nonmuslim tapi kami tetap bersaudara dan tetap menjaga toleransi yang tinggi diantara pemeluk agama yang ada. Untuk bantuan dari ACT atas nama warga disini, kami mengucapkan terima kasih. Semoga bisa berguna dan bermanfaat,” ujar Ahmad, Ketua RW di Pulau Pura.

Desa tersebut termasuk daerah di tepian negeri. Di mana lokasinya berada di pulau-pulau yang banyak jumlahnya di Kabupaten Alor, NTT. Selama berpuluh-puluh tahun daerah tersebut tidak pernah tersentuh oleh akses listrik.

Cahaya penerangan hanya datang dari lampu pelita yang dibuat dari sumbu dengan menggunakan bahan minyak tanah yang dibuat masyarakat. Sungguh sebuah kontradiksi di mana daerahnya sangat indah dan mempesona akan keindahan alam pulaunya, namun jauh dari kata sejahtera untuk kehidupan warga masyarakatnya.

Maka ACT dengan segenap daya dan upaya yang ada berusaha menghadirkan program Kapal Ramadhan. Sebagai bentuk cinta kepada negeri dan rasa kepedulian kepada sesama guna meraih kebahagiaan sebagai saudara.

Program filantropi ini sekaligus mengusik kepedulian kita bersama. Bahwa ada tanggung jawab kita bersama untuk saling membantu mengentaskan persoalan kemiskinan, yang saat ini masih menjadi salah satu persoalan umat di sebagian wilayah Indonesia bagian Timur khususnya di Nusa Tenggara Timur.

Sebelum tiba di Alor, Kapal Ramadhan ACT sudah berlabuh dan menurunkan bantuan kemanusian di Labuan Bajo, NTT pada Jumat (1/6/2018) saat matahari baru menampakan sinarnya di pelabuhan yang cukup indah pemandangannya itu.

Pelabuhan Labuhan Bajo yang berada kabupaten Manggarai Barat, NTT itu adalah titik pertama dari ekspedisi Kapal Ramadhan ACT yang disinggahi. 3.700 paket pangan diturunkan dari kapal kemanusiaan dan siap di distribusikan ke daerah daerah terpencil dan tertinggal itu.

“Di Labuan Bajo ini ACT bersama relawan dari MRI akan menurunkan bantuan dari Kapal Ramadhan sebanyak 3.700 paket bahan pangan yang akan dikirim ke daerah daerah dimana masyarakatnya sangat membutuhkan sekali bantuan yang ada di saat bulan Ramadhan seperti sekarang ini,” ungkap Koordinator MRI Ruli Reynata.

Ruli menambahkan, lokasi daerah pengiriman bantuan itu tersebar di banyak tempat dan lokasi yang ada di beberapa kabupaten di NTT seperti yang ada di Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai Timur dan Kabupaten Maumere.

“Sebagai gambaran saja, beberapa titik lokasi bantuan yang akan kita lakukan itu ada beberapa wilayah yang dari sejak Indonesia sampai dengan saat ini belum pernah tersentuh oleh aliran listrik. Jadi kampung kampungnya itu gelap kalo malam hari. Sedemikian parah kondisinya. Sehingga kami bergerak memberikan bantuan kesana,” kata Ruli kepada tim media yang ikut dalam rombongan Kapal Ramadhan.

red: shodiq ramadhan

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button