NASIONAL

Prof Didin: Bangsa akan Maju Melalui Pendidikan Iman dan Takwa, Bukan Sekuler

Bogor (SI Online) – Cendekiawan Muslim Prof Dr KH Didin Hafidhuddin mengatakan bahwa salah atu cara untuk memajukan bangsa dan negara adalah melalui bidang pendidikan.

“Tapi pendikan yang benar bukan sekuler (memisahkan agama dari kehidupan). Kalau pendidikan sekuler hanya mengarahkan kepada matrealisme atau pada fisik, bukan pada hati, pikiran, karekater, akhlak atau ibadah,” kata Kiai Didin dikutip Suara Islam Online, Senin (27/9) melalui kajian online di Kalam TV.

Ia mencontohkan, dalam pendidikan Islam dikenal metode Tarbiyah Khuluqiyah. “Pendidikan yang dilakukan secara komprehensif, anak-anak diajar fisiknya, dididik mentalitas dan cara berfikirnya. Selain itu dididik shalat, zakat, sayang kepada sesama, cinta terhadap tanah air dan lain sebagainya,” jelas Kiai Didin.

Kiai Didin menegaskan bahwa pendidikan harus dilakukan secara komprehensif meliputi akidah, syariah, akhlak dan penguatan ilmu pengetahuan lainnya.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulam Indonesia (MUI) itu mengingatkan bahwa pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama punya tanggung jawab besar untuk memperbaiki pendidikan agar menghasilkan generasi bangsa yang beriman, bertanggung jawab dan bertakwa kepada Allah SWT.

“Dan itu sesuai tujuan pendidikan nasional yang diuangkapkan dalam berbagai macam undang-undang, UU Perguruan Tinggi, UU Sistem Pendidikan Nasional. Arahnya jelas yaitu melahirkan insan-insan Indonesia yang beriman, bertakwa dan bertanggungjawab,” tutur Kiai Didin.

Menurutnya, pendidikan berlandaskan iman dan takwa (imtak) sangat penting. “Jadi bukan sekedar ilmu pengetahuan umum, kalau sekadar pendidikan teknologi memang akan maju tapi akan terjadi degradasi, penurunan nilai-nilai kemanusiaan,” ujarnya.

Oleh karena itu, kata Kiai Didin, pemerintah melalui kementerian terkait, juga para tokoh umat, ormas Islam, pesantren dan lembaga pendidikanlainnya untuk ikut memikirkan secara serius dan mengimplementasikan pendidikan yang tidak sekuler.

“Karena sekuler itu berbahaya, membuat orang tidak mau beribadah, tidak mau beriman secara benar, enggan melaksanakan shalat jika dia orang Islam. Buat apa negara maju tapi masjidnya kosong,” jelasnya.

Kiai Didin juga menjelaskan sejumlah persyaratan sebuah negara sejahtera. Menurut pandangan Islam, ada empat indikator sebuah negara dikatakan sejahtera.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button