RESONANSI

Ramadhan Bulan Kemerdekaan: Nuansa Spiritual Detik-Detik Proklamasi

Atas berkat Rahmat Allah Jang Maha Koeasa, dan dengan dirongkan oleh keinginan-loehoer, soepaja berkehidoepan jang bebas, maka Rakjat Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaannja. (Piagam Djakarta, 22-06-2605)

Ramadhan bulan Istimewa. Ia memiliki banyak nama yang mencerminkan keistimewaannya. Nama yang terkenal Syahru Shiyam sebagai pelaksanaan Rukun Islam ‘Shaum pada bulan Ramadhan’ (002.183). Dikenal juga sebagai Syahrul Qur’an, karena untuk pertama kalinya Qur’an turun pada bulan Ramadhan (002.185), saat orang berlomba-lomba Tadarus Qur’an dengan beberapa kali khatam, dan momen ‘Belajar Qur’an secara Kaffah’ (010.057).

Ramadhan disebut juga sebagai Syahru Shabr, bulan latihan kesabaran dan Syahrul Maghfirah, bulan ampunan karena Allah AwJ mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang shaum karena Iman dan Ihtisaban. Disebut juga Syahrul Mubarakah, bulan keberkahan. Setiap amal saleh ganjarannya dilipat-gandakan 10 hingga 700, terlebih lagi bagi yang memperoleh Lailatul Qadar nilai ibadahnya setara dengan 1000 bulan.

Bahkan pada bulan ini ‘Kewajiban menjalankan syariat Islam’ berkahnya tidak hanya dinikmati oleh ‘pemeluk-pemeluknya‘ saja, tetapi mengalir cukup deras kepada mereka yang beragama lain bahkan kepada seluruh makhluk ciptaan Allah Aza wa Jalla termasuk mereka yang anti Islam (Islamophobia). Dan lebih dari itu, Ramadhan sebagai Syahru Tarbiyah, bulan pendidikan dan latihan (Diklat), bulan penataran tingkat global yang di Tanah Air kita lazim disebut ‘Pesanteren Ramadhan’ untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan beragama, meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

Coba renungkan saat-saat sahur dan ifthar di berbagai kawasan dunia muslim. Begitu waktu Imsak tiba, seluruh kegiatan makan dan minum apalagi perbuatan maksiat harus dihentikan dan dilanjutkan dengan shalat Subuh. Kemudian, begitu azan magrib dikumandangkan serempak kaum muslimin mengucapkan Hamdalah dan Doa Ifthar sudah boleh memulai kegiatan makan dan minum, kemudian dilanjutkan shalat Magrib.

Penataran atau Diklat ini berlangsung selama sebulan penuh dengan materi diklat yang sangat padat. Panitia mana yang mampu menyelenggarakan Penataran Spritual yang sedahsyat ini. Semua kegiatan bukan pengulangan Ramadhan tahun lalu, tetapi kegiatan spritual yang baru yang tentunya lebih berkualitas.

Bulan Kemerdekaan Nasional

Bulan Ramadhan bagi bangsa Indonesia adalah bulan istimewa yang sangat spesial, sebagai Bulan Kemerdekaan Nasional menuju Kemerdekaan Sejati.

Proklamasi Kemerdekaan bagi Bangsa Indonesia adalah peristiwa yang syakral, dalam suasana kebatinan yang suci saat sebagian besar Rakyat Indonesia sedang menunaikan shaum Ramadhan. Ada beberapa keistimewaan. Pertama, Proklamasi Kemerdekaan (17-08-2605) – 17 Agustus 1945 ‘Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa’ yang berlandasan Piagam Jakarta (22-06-2605) – 22 Juni 1945 sebagai Ibu Kandung yang melahirkan Pancasila Dasar Negara dan Konstitusi RI – UUD 1945 (18 Agustus 1945). Proklamsi itu “Atas berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan dirongkan oleh keinginan-luhur, supaya berkehidupan yang bebas, maka Rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.”

Landasannya, pertama berdasar Prinsip Ketuhanan dan Prinsip Kemanusian yang disatu-nafaskan. Landasan kedua, hanya satu prinsip tunggal, Persatuan Indonesia. Dan landasan ketiga, berdasar Prinsip Kedaulatan Rakyat dan Keadilan Sosial yang disatu-nafaskan. Lengkapnya berbunyi (1) Berdasar kepada ke-Tuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya menurut dasar kemanusian yang adil dan beradab, (2) Persatuan Indonesia, (3) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat-kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button