DAERAH

Ruju’ Ilal Haq, Tajul Muluk dan Ratusan Warga Syiah Sampang Jadi Muslim Sunni

Sidoarjo (SI Online) – Ratusan warga Syiah asal Sampang, Madura, yang kini mengungsi di Rusunawa Puspo Agro, Sidoarjo, Jawa Timur, menyatakan berkomitmen akan meninggalkan keyakinan mereka dan kembali ke ajaran Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) atau Sunni.

“Kami ingin kembali ke jalan yang kami anggap ini jalan terbaik untuk saya, saudara-saudara saya dan keyakinan kami. Masalah kami bisa pulang [ke Sampang] atau tidak, itu bukan prioritas kami,” kata pimpinan warga Syiah, Tajul Muluk alias Ali Murtadho, Selasa (22/9/2020) seperti dilansir BBC News Indonesia.

Rencananya, warga Syiah tersebut akan dibaiat (berikrar untuk menjadi Muslim Sunni) di Kabupaten Sampang. Namun waktunya belum ditentukan karena menunggu kesepakatan dari bupati dan pihak terkait di Sampang.

Sebelumnya, sebagian besar ulama Madura meminta para pengikut Syiah itu untuk meninggalkan ajaran mereka jika ingin kembali tinggal di Madura.

Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Sampang, Bukhori Maksum, menyambut baik keputusan Tajul Muluk dan para pengikutnya.

Bukhori mengatakan, ia belum bisa berkomentar mengenai masa depan mereka sampai ada kesepakatan bersama antara pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan ulama di Sampang.

Keputusan terbaik

Sekitar delapan tahun berjuang dalam pengungsian, Tajul Muluk alias Ali Murtadho dan mayoritas pengikutnya memutuskan untuk meninggalkan keyakinan mereka dan kembali ke ajaran Aswaja yang dipeluk mayoritas masyarakat Islam Indonesia.

Saat ditanya alasannya, Tajul Muluk menjawab, “Ini tanggung jawab saya sebagai orang yang dipercaya saudara-saudara yang lain yang ikut saya. Ketika saya mau menemukan bukti maka saya harus memberi tahu bahwa benar apa adanya seperti yang dikeluarkan MUI.”

“Kami ingin kembali ke jalan yang kami anggap jalan terbaik untuk saya, saudara saya, dan keyakinan kami. Masalah kami nanti bisa pulang atau tidak, itu bukan prioritas kami,” kata Tajul.

Mengapa butuh waktu hingga delapan tahun untuk kembali menganut Sunni, alasan Tajul karena proses pencarian dan menerima tidak instan.

“Kami belum punya bukti dan kami anggap semua itu masih isu. Lalu kami pelajari perlahan-lahan, banyak membaca dan mendengar dari banyak sumber, dan akhirnya kami memberikan keputusan untuk kembali,” jelasnya.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button