NUIM HIDAYAT

Seandainya Dunia Memeluk Al-Qur’an

Rasulullah Saw pernah menyatakan bahwa Islam nanti akan mewarnai dunia. Rumah-rumah di hampir seluruh dunia akan dimasuki Islam. Benarkah?

Melihat fakta saat ini dengan adanya internet hal itu bukan mustahil. Google yang mewarnai internet saat ini, bila awak penjaganya masuk Islam, maka mereka akan menyebarkan Islam di dunia secara cepat.

Mungkinkah awak Google masuk Islam? Sangat mungkin. Karena di Google bertumpuk informasi tentang Islam. Mereka bisa membandingkan mana agama yang benar dan mana yang tidak.

Mereka bisa membandingkan mana kitab suci yang benar-benar suci dan mana yang tidak. Mereka bisa membandingkan mana Nabi yang benar dan yang palsu.

Para ahli di Barat sendiri banyak yang meramalkan Islam ini akan mewarnai bumi atau dunia. Kenapa?

Pertama, karena kitab suci umat Islam adalah Al-Qur’an. Kita tahu bahwa Al-Qur’an yang kita baca saat ini, seperti Al-Qur’an di masa Rasulullah. Manuskrip Al-Qur’an di masa sahabat saat ini masih ada di museum.

Selain itu Al-Qur’an dijaga oleh para penghafal Al-Qur’an. Dari mulai Rasulullah, sahabat, tabiin, tabiut tabiin dan sampai generasi sekarang selalu ada penghafal Al-Qur’an. Saat ini ribuan atau ratusan ribu orang penghafal Al-Qur’an 30 juz.

Mukjizat Al-Qur’an telah terbukti dari masa ke masa. BIla dulu mukjizat Rasulullah –pembawa Al-Qur’an- disaksikan para sahabat, maka generasi kini melihat mukjizat Al-Qur’an dari berbagai ilmu pengetahuan.

Dalam bidang sejarah, Al-Qur’an mengisahkan kisah-kisah terbaik yang bertumpuk hikmahnya. Misalnya sejarah Nabi Yusuf as. Dalam kisah ini kita bisa mengambil pelajaran agar generasi muda menghindari dari perbuatan zina yang merusak manusia. Zina yang menyebabkan pembunuhan bayi, zina yang menyebabkan kerusakan keluarga, zina yang menyebabkan ‘egoisme dan hedonisme’ dan lain-lain. Selain itu, kisah Yusuf ini juga menunjukkan tentang proses terjadinya pemimpin.

Seorang akan jadi pemimpin (yang sejati) bila ia ditempa kesedihan, kepenatan, musibah dan lain-lain. Semua hal itu menjadikan modal kekuatan untuk menjadi pemimpin yang matang.

Kisah Nabi Musa dan Firaun mengandung hikmah bahwa dalam ‘setiap masa’ akan selalu ada penguasa seperti Firaun. Baik Firaun yang benar-benar bengis maupun agak bengis. Firaun sejati atau Firaun ingusan.

1 2 3 4 5Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button