NASIONAL

Soal Masjid Agung Depok, PSI Disarankan Cabut Berkas Laporan ke PTUN

Depok (SI Online) – Wakil Ketua Majelis Syura Dewan Da’wah Islamiyah (DDII) Kota Depok, Ustaz Nuim Hidayat menyarankan agar Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mencabut berkas laporan ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandung.

“Sebab kalau tidak dicabut, wajar tersebar tuduhan bahwa PSI menghalangi pendirian Masjid Agung Depok. Karena gagalnya relokasi SDN Pondok Cina 1 ke sekolah sekolah lain, sama dengan gagalnya pendirian masjid agung Depok,” ungkap Ustadz Nuim dalam keterangannya, Kamis (11/05).

Ustadz Nuim mengharapkan agar PSI bijak dalam soal ini. Karena Walikota Depok pernah menyatakan bahwa pemindahan guru dan murid dari SDN Pondok Cina 1 ke SDN Pondok Cina 3 dan 5 telah berlangsung baik.

Pengajuan gugatan PSI ke PTUN nampaknya menambah jumlah beberapa orang tua yang mempertahankan anaknya di SDN Pondok Cina 1.

Baca juga: Begini Usaha PSI Gagalkan Pembangunan Masjid Agung Depok

Beberapa ormas Islam seperti Muhammadiyah Depok dan Dewan Da’wah Islamiyah Depok mendukung penuh pembangunan Masjid Agung Depok ini. Mereka ingin masyarakat Depok dapat mempunyai masjid yang nyaman dan mempunyai parkir yang luas di pinggir persis jalan Margonda.

Seperti diketahui kini belum ada satupun masjid yang punya parkir luas di jalan Margonda. Ada satu masjid kecil yakni Masjid Al Falah, tapi tidak cukup untuk parkir mobil.

Ketua Persatuan Islam (Persis) Depok, Ustadz Aceng Toha juga mendukung penuh pembangunan masjid agung ini.

“Ngapain ribut-ribut soal ini. Pembangunan masjid ini sangat dibutuhkan masyarakat Depok. Selain itu masyarakat Kristen kan juga bebas mendirikan gereja di Depok. Mengapa pembangunan masjid agung ini dihalangi?,” kata Ustadz Aceng kepada Suara Islam.

Ustadz Nuim, yang juga mantan Ketua Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Depok juga berharap ada kesadaran bagi PSI bahwa masyarakat Depok perlu masjid yang representatif dan nyaman.

“Ini kan ibarat membangun jalan raya yang lebar yang terpaksa menebang pohon. Relokasi murid dan guru itu dilakukan karena terpaksa. Yang penting mereka tidak ada yang ditelantarkan,” kata dia.

Anggota MUI Depok ini juga menyatakan bahwa rencana pembangunan masjid itu dilakukan karena banyaknya aspirasi dari umat Islam yang menginginkan masjid yang nyaman di tengah kota Depok. Dengan adanya masjid itu maka pengendara motor, mobil dan lain-lain bisa mampir sejenak di masjid itu untuk beribadah dan istirahat.

Sebelumnya, pembangunan masjid ini sudah mendapat persetujuan dari Gubernur Jawa Barat dan disediakan dana sekitar Rp18 miliar untuk pembangunannya. Namun, menurut informasi, pengucuran dana ini terhambat karena ada dinamika dalam pembangunannya saat ini. [Himmah Muslim]

Catatan Redaksi:
Suaraislam.id dalam artikel sebelumnya menggunakan istilah “Masjid Raya.” Melalui artikel ini kami ralat bahwa yang tepat adalah “Masjid Agung.” Kami mohon maaf atas ketidaktepatan ini. Terima kasih.

Artikel Terkait

Back to top button