SUARA PEMBACA

Syariat Islam, Solusi yang Terdiskriminasi

Di era globalisasi yang semakin maju, paparan paham liberal, demokrasi, kapitalis, maupun komunis yang merupakan ideologi ciptaan manusia yang sesungguhnya membawa dampak yang merugikan bagi manusia itu sendiri. Ide-ide tersebut justru menjadi sumber masalah dan menjadi kunci pembuka pintu-pintu maksiat. Banyak kaum Muslim terpesona oleh ide-ide ini yang sesungguhnya bertentangan dengan Islam.

Pasalnya, saat ini hukum Islam seolah diberlakukan ‘tidak adil’ oleh kaumnya sendiri. Islam yang begitu agung justru menjadi lemah dan seolah memiliki kekurangan di kalangan kaum muslim. Seolah Islam tidak berdaya menghadapi tantangan moderanitas. Padahal kenyataannya Islam adalah diin yang sempurna, mengatur segala aspek kehidupan manusia, baik hubungan antara manusia dengan Allah, dengan dirinya sendiri maupun mengatur hubungan dengan sesama.

Sebagaimana firman Allah SWT, ”…..Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu….” (QS. Al-Ma’idah 5: Ayat 3)

Dan sabda Rasulullah Saw, “Islam itu tinggi dan tak ada sesuatu yang lebih tinggi darinya.” (Hadits Hasan riwayat ar-Rawiyani, ad-Daruquthni, al-Baihaqi, adh-Dhiya’)

Kita bisa lihat, dengan mengatasnamakan Hak Asasi Manusia para pelaku LGBT tidak lagi merasa berdosa, mereka merasa nyaman karena pemerintahan yang berlandaskan demokrasi ini menghargai kebebasan berkehendak. Prostitusi online yang baru-baru ini menjadi berita hangat seolah bukan lagi hal yang tabu. Di bandroll harga puluhan juta wanita menjadi sekadar barang pelampias nafsu belaka. Wanita tidak lagi menjadi mulia ketika wanita bebas membuka aurat karena pemerintah tak mewajibkannya.

Para pemuda generasi penerus bangsa banyak yang gagal paham dengan syariat Islam yang seakan mengukung kebebasan mereka dalam berkehendak. Banyak kaum Muslim yang saat ini seakan terjerumus dalam problematika sosial, ekonomi, pendidikan dan hukum yang berlandaskan paham demokrasi ataupun komunis.

Islam dianggap kuno, kejam dan tidak menghargai HAM karena memberlakukan hukum potong tangan, rajam dan Qisas. Seakan-akan Islam itu tidak berprikemanusian. Padahal sejatinya hukuman yang berupa sanksi tegas ini menimbulkan efek jera, dan pastinya membuat manusia berpikir ribuan kali sebelum berbuat maksiat.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button