SILATURAHIM

Syekh Yusuf Al-Qaradhawi, Sang Pelita Umat

Begitulah Pustaka Al-Kautsar memberi judul untuk Otobiografi Syekh Yusuf Al-Qaradhawi. Ia memang sang pelita. Tulisan-tulisan, karya-karya tulisnya mencerahkan, memberikan penerangan kepada umat. Ia menulis masalah akidah, tafsir, fiqih, dalam berbagai bahasa Ulama Timur Tengah yang karyanya paling banyak diterjemahkan, mungkin ulama besar ini.

Pustaka Al-Kautsar sendiri telah menerjemahkan kitab Al-Qaradhawi sekitar 42 karya. Yaitu: Tafsir Juz Amma, Fikih Zakat, Fikih Hiburan, Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Qur’an, Dalam Pangkuan Sunnah, Meluruskan Dikotomi Agama dan Politik, Fikih Prioritas, Kebangkitan Gerakan Islam, Fikih Daulah, Kita dan Barat dan lain-lain.

Karya-karya ulama besar ini, khas. Mendalam dengan penjelasan Al-Qur’an, As-Sunnah, hikmah sahabat/tabiin/ulama, masalah kekinian dan mencerahkan.

Dalam otobiografinya ini misalnya, ia terus terang tadinya enggan menulis sejarah hidupnya. Ia khawatir ujub. Sebuah penyakit Iblis yang membanggakan dirinya dan meremehkan orang lain. Sebuah biografi, biasanya akan menulis hal-hal yang baik pada dirinya saja. Tapi karena para ulama mendorongnya, maka ia ‘terpaksa menulisnya’.

Ia mengungkapkan, ”Akan tetapi rekan-rekan kami tercinta yang sangat kami banggakan dan hormati adalah orang-orang yang ketulusan cintanya dapat kami rasakan secara serius mereka terus menerus mendesak kami agar menuliskan autobiografi. Mereka memandang bahwa penulisan autobiografi ini akan banyak mengandung kebaikan bagi para pembaca, terutama untuk para generasi kader umat yang kehadirannya senantiasa kita nantikan. Menurut hemat kami, mereka menemukan beberapa hal dalam perjalanan hidup kami yang dianggap layak untuk dicatat, diperhatikan dan dipublikasikan sehingga masyarakat dapat menjadikannya sebagai contoh (ibrah). Bahkan para pemuda dapat menjadikannya sebagai motivator untuk beraktivitas dan pembangkit cita-cita mereka. Mereka juga mengatakan, ”Jika anda tidak menuliskan autobiografi dengan pena anda sendiri, maka suatu hari nanti akan ada orang lain yang akan mencoba menuliskannya, padahal hasilnya tidak akan sama dengan hasil tulisan anda sendiri.”

Syekh Yusuf lahir di sebuah desa kecil di Mesir bernama Shaft Thurab di tengah Delta Sungai Nil pada 9 September 1926. Ia dididik dengan pendidikan Islam oleh orang tua dan lingkungan desanya. Ia diajar Al-Qur’an, bahasa Arab, sejarah, fiqih dan lain-lain. Guru-gurunya, ulama-ulama yang hebat.

Suatu saat guru Al-Qur’annya pernah mengetes hafalan Qur’annya dengan bertanya berapa jumlah kata falabi’sa dalam Al-Qur’an. Beberapa ayat Al Qur’an menggunakan kata fabi’sa. Yusuf kecil dan teman-temannya kebingungan.

Syekh Hamid gurunya menjelaskan hanya ada satu ayat Al-Qur’an yang menggunakan kata falabi’sa yaitu dalam surat an Nahl ayat 29.

Di kesempatan lain, gurunya bertanya kepada Al-Qaradhawi kecil dan teman-temannya, ”Di dalam Al-Qur’an berapa kali kata ‘Innallaaha aliimun hakiim’ digunakan?” Kami menjawab, ”Sangat banyak.” Beliau bertanya lagi, ”Coba sebutkan salah satunya.”

Saat itu Yusuf kecil kebingungan menyebutkan contohnya. Kemudian gurunya menjelaskan, ”Kalimat seperti itu tidak pernah digunakan dalam Al-Qur’an kecuali hanya satu kali, yaitu dalam surat at Taubah ayat 28. ”Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masjidilharam sesudah tahun ini. Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (Innallaha alimun hakim).”

Syekh Yusuf Al-Qaradhawi ketika melihat ada kalangan Islam yang ekstrem dalam menyikapi kemungkaran, menasihati dengan kata-kata yang bijak. Ia mengutip hadits Rasulullah Saw, ”Ilmu ini di dalam setiap generasi akan diemban oleh orang-orang yang adil. Mereka akan menyingkirkan penyimpangan orang-orang yang ekstrim, kedustaan pembuat kebatilan dan takwil orang-orang yang bodoh.”

1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button