SUARA PEMBACA

Tabloid Fitnah, tak Mungkin Bawa Berkah

“Ulah siapa lagi ini”? Beredarnya tabloid Indonesia Barokah yang berisikan kritikan, fitnah terhadap salah satu paslon Capres-Cawapres banyak masyarakat yang resah. Pasalnya tabloid tersebut tidak hanya merugikan paslon capres-cawapres no. 2 akan tetapi dari covernya saja sudah terlihat judul yang sangat negatif baik itu menjatuhkan nama ormas Islam dan yang berhubungan dengan agenda 212 saat itu.

Bahkan salah satu cendekiawan muslim saja tidak setuju dengan adanya tabloid tersebut.

Dilansir dari detiknews.com: “Saya tabloid Indonesia Barokah itu, siapapun yang menerbitkan saya kira harus berhenti dan aparat keamanan , karena sudah terlanjur menyebar, itu harus menghentikan itu,” ujar Azyumardi Azra. (Ahad, 27/01/2019).

Mengapa begitu dikhawatirkan sebab menurutnya dapat merusak suasana kondusif jelang pemilu 2019 ini.

Tabloid tersebut mulai banyak diedarkan di Masjid dan Pondok-pondok Pesantren. Namun di salah satu daerah di Jawa Timur menahan peredaran tabloid Indonesia Barokah, dikarenakan pengiriman kurang jelas dari siapa.

Dikutip dari Republika.co.id: “Ada sebanyak 910 eksemplar tabloid Indonesia Barokah yang dikirim melalui PT Pos Pamekasan semuanya dalam utuh dibungkus amplop berwarna coklat, tapi kami tahan,” ucap Wawan Kepala Kantor Pos Pamekasan.

Melihat banyaknya stigma negatif yang dilontarkan masyarakat terhadap terhadap tabloid tersebut bukankah ini adalah suatu perkara yang sengaja disetting untuk semakin merusak dan memecah belah umat. Pro dan kontra disana-sini memperlihatkan betapa lemahnya rezim saat ini dalam menangani satu masalah.

Dalam kasus ini tabloid tersebut hanya memuat serangkaian fitnah, dusta, hoax dan hal-hal yang menjatuhkan merugikan pihak paslon Capres dan Cawapres no. 02 menunjukkan persaingan yang tidak sehat, tidak bermain dengan akal. Apakah tidak disadari dengan adanya tabloid tersebut dapat membuat situasi semakin rusak? Bisa jadi nantinya kubu ini kubu itu terpancing untuk saling menjatuhkan. Bahkan dengan sengaja mengirimkan tabloid kepada takmir-takmir masjid, pondok pesantren di berbagai daerah.

1 2Laman berikutnya
Back to top button