RESONANSI

Kopiah Muhammad Kace dan Laten Cari Sensasi

Lagi viral atau sedang geger ulah Youtuber yang tengah cuap-cuap di akun-nya terkait Islam dan Nabi mulia. Sembrono menerjemahkan dan menafsirkan Al-Qur’an. Berbicara tak beretika terkait Nabi, dan bilang kitab kuning tak lagi relevan. Sesumbar itu merebaknya Islam radikal.

Kata yang tak punya esensi positif itu entah kenapa diucapnya; apa karena lagi banyak tagihan? Apa kurang pelukan? Apa karena kurang kunjungan ke pengajian? Apa kurang bacaan yang punya bobot? 

Pasalnya, cukup dengan berucap kontroversi, langsung… duarrr, nama itu pecah ditengok oleh para kalangan biasa, bahkan oleh petinggi negara. Nekat sekaligus hebat di matanya. Entah bagaimana dia berpikir sebelumnya, apa benar tidak tahu efek ujaran itu, ya isinya jauh sekali dari nilai kopeah yang dia pakai. Terlalu indah kopeah itu bertengger di sana.

Sepantasnya, orang macam itu tak usah digubris. Karena dari rentetan kata dan arah pembicaraannya pun tahu, ke mana dia berharap lagi tunjukkan. Tetapi karena orang Indonesia itu terkenal baik hati dan peka, maka mengasihani sikap si Kace itu. Sudah juga berpikirnya absurd, dijauhi dari pertemanan lagi, wah sungguh kasihan. Kita bangsa yang punya etika dan kaya budaya.

Baca juga: Waketum MUI Minta Polisi Seret Kace si Penista Islam ke Pengadilan

Saya curiga pemakaian kopiah dan isi kontenan itu sengaja dilakukan, setidaknya untuk terus memanasi ruang sosial kita yang selau panas terkait perdebatan Islam vs agama, agama vs negara, agama vs modernisasi, atau agama vs kebebasan HAM; lagi yang akan kena pukul itu agama atau ummat yang tidak toleran. Dituduhnya apa dan distempelnya apa. Islam lagi jadi kambing hitam. 

Capek deh!

Apa dia gak punya pikiran apa kek yang lebih produktif? Ide besar apa gitu? Kontrbusi apa untuk Jabar? Atau yang lebih menentramkan mereka yang cemas di zaman pandemik? Atau meringankan yang tengah di ambang kelaparan? Daripada cuap yang isinya nambah penyakit, apa gak bisa diam?

Masa si Kace tak sadar, kalau ujarannya bisa kena pasal yang berat dan bisa diberatkan. Nanti pas diciduk Pak Polisi geger. Alasan apa dan khilaf lah, atau maksudnya apa lagi. Apa dia tak kasihan sama keluarganya, nama baiknya, sama RT-nya atau sama kopiah yang dia pakai, itu simbol apa coba?

Lama-lama sikap dan apa yang dilakukan macam Kace ini sejenis yang lain; yang hanya cari sensasi dari gerusan zaman yang majunya iptek-nya tetapi miskin rohaninya. Agama jadi bahan permainan, bahan candaan, ajarannya jadi bahan tertawaan. Di sisi lain pas mati ingin di urus secara agama yang dia cela, kan ini lucu sekaligus aneh, apa sih maunya. 

Terus, apa lebih baik dia di penjarakan?

Itu yang berlangsung dan MUI menganjurkan itu, pasti yang tengah meradang pun rasanya pasti demikian.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button