NUIM HIDAYAT

Mohammad Natsir, Muslim Sejati

Oleh: Syafruddin Prawiranegara

Perjuangan kemerdekaan telah banyak mempersatukan dan menjadikan kawan orang-orang yang tadinya tidak saling mengenal atau hanya berkenalan secara dangkal.

Seperti misalnya hubungan antara saya dengan Natsir, Roem, Burhanuddin Harahap dan almarhum Prawoto. Saya sebut nama keempat orang ini sekadar untuk menyebut empat kawan seperjungan yang, baik secara pribadi maupun dalam kedudukan resmi, hidupnya menurut perasaan saya paling banyak terjalin dengan hidup saya, padahal sebelum proklamasi kemerdekaan kami boleh dikatakan tidak kenal satu sama lain.

Apalagi setelah kami sempat mengalami nasib yang sama di R(umah) T(ahanan) M(iliter) di Jalan Budi Utomo, Jakarta, dari tahun 1964-1966 yang kemudian dilanjutkan di rumah tahanan di Jalan “Keagungan” (nama sebelumnya: Jalan Tembok) di Keta, sampai kami dibebaskan oleh Pemerintah Orde Baru. Di situ kami mendapat kesempatan yang paling baik untuk saling mengenal dari dekat sifat-sifat apa yang dimiliki oleh kawan-kawan itu, kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatannya, kesenangan kesenangan dan hobby-hobbynya.

Natsir, Roem, Burhanuddin Harahap, Prawoto dan saya memang patut dimasukkan dalam satu rumah tahanan, sebab kami berhaluan, yaitu beragama dan berideologi satu dalam perjungan kemerdekaan. Tetapi sebab yang menjadikan kami dimasukkan ke dalam penjara adalah berbeda.

Satu golongan dari pemimpin-pemimpin Masjumi itu, yaitu Natsir, Syafruddin, Burhanuddin Harahap, d.k.k. berhak dimasukkan ke dalam penjara oleh Orde Lama, karena mereka, dalam P.R.R.I., telah berontak terhadap Orde Lama itu.

Terhadap golongan lain, Roem d.k.k. sebenarnya tidak ada alasan sedikitpun untuk memenjarakan mereka karena mereka tidak turut berontak. Mereka hanya jadi korban fitnah yang dibuat-buat.

Yang menjadikan Orde Lama marah terhadap mereka ialah, karena mereka tidak mau mengutuk kawan-kawannya yang berontak dalam P.R.R.I. Walaupun secara fisik mereka tidak turut berontak, dan mungkin menyesalkan pemberontakan itu, namun dalam bathinnya mereka tetap bersatu dan bersaudara dengan kaum pemberontak. Inilah keistimewaan orang-orang Masjumi: Persaudaraannya tidak dapat dihapuskan oleh perbedaan pendapat dan tugas. Tidak dapat diputuskan oleh jurang ruang dan waktu!

Yang termasuk yang ditahan itu adalah Roem, Prawoto dan Isa Anshari, Muttaqien dan Yunan Nasution, bersama-sama dengan tahanan-tahanan lain, sebagian besar anggota-anggota Partai Sosialis Indonesia, seperti Sutan Sjahrir, Subadio, Anak Agung Gede Agung dan lain-lain.

Kawan-kawan yang disebutkan di atas itu tadinya dipenjarakan di Madiun, tetapi setelah kejadian G.30.S, mereka dipindahkan ke R.T.M., di mana sudah dikumpulkan bekas pemimpin-pemimpin P.R.R.I., termasuk PERMESTA. Jadi di samping pemimpin-pemimpin P.R.R.I. bagian sipil yaitu, kecuali Natsir, Burhanuddin Harahap dan penulis ini, termasuk alm. Mr. Asaat dan Kyai A. Mukti dari P.R.R.I. golongan militer terdapat di R.T.M. itu: Ventje Sumual, Ahmad Husein, Simbolon, Pantouw dan Dolf Runturambi. Seorang tahanan lainnya dalam R.T.M. tetapi bukan menjadi anggota P.S.I. adalah Mochtar Lubis.

Seperti sudah disinggung di atas, dalam R.T.M. itulah kami berkesempatan untuk saling mengenal dari dekat, baik mereka yang berlainan ideologi maupun agama, atau yang seagama dan seideologi. Di sinilah pula saya mengenal Natsir lebih baik. Dan perkenalan itu hanya memperkuat kesan saya yang diperoleh lebih dulu dan yang diperkuat lagi kemudian, yakni, bahwa Natsir itu waktu mudanya benar-benar seorang santri, yang kalau sudah dewasa dan agak lanjut umurnya menjadi kyai, dan kalau sudah meninggalkan dunia yang fana ini jangan-jangan diingat orang sebagai “keramat”.

Tadinya saya tidak percaya, bahwa ada orang laki-laki yang benar-benar, tanpa dibikin-bikin, tidak suka melihat wanita cantik, dan tidak suka melakukan waktunya untuk menikmati kesenangan-kesenangan duniawi, seperti main kartu, bridge misalnya atau main ceki, untuk tidak menyebut-nyebut kesenangan-kesenangan yang terang dilarang Allah SWT seperti main judi, minum bir, anggur dan lain-lain minuman keras.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button