NASIONAL

Obor Rakyat Reborn Batal Diluncurkan, Awak Redaksi: Konten Ini Perlu Disebarkan

Jakarta (SI Online) – Tabloid Obor Rakyat yang pada 2014 lalu digawangi Darmawan Sepriyossa dan Setiyardi Budiono pada 2019 ini hendak diluncurkan kembali. Namanya Obor Rakyat Reborn. Bahkan undangan peluncuran tabloid tersebut juga sudah diedarkan. Sayangnya acara itu dibatalkan.

Tabloid ini memang ‘panas’. Untuk edisi perdana, gambar halaman sampulnya adalah Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Muhammad Rizieq Syihab. Obor Rakyat Reborn menghadirkan laporan dari Mekkah. Judulnya juga memanaskan telinga rezim berkuasa, “Habib Rizieq: Rezim Zalim Harus Tumbang.”

Selain laporan mengenai Habib Rizieq, Obor Rakyat Reborn juga menghadirkan wawancara khusus dengan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan. Judul wawancaranya, “Novel Baswedan: Kecewa dengan Presiden Jokowi.”

Terkait kasus Novel ini, hari ini tepat dua tahun penyidik senior KPK itu mengalami penyerangan. Novel disiram air keras oleh orang tak dikenal sepulang salat subuh di masjid dekat rumahnya. Aksi jahat itu merusak kedua matanya, salah satunya menjadi buta.

Hingga kini para penyerang Novel masih bebas. Mereka belum tersentuh hukum. Tak ada perkembangan berarti dalam penyelidikan kasus yang menghebohkan itu. “Saya kecewa dengan Presiden Jokowi,” ujar Novel dalam salah satu bagian wawancara dengan Obor Rakyat Reborn.

Salah satu awak redaksi tabloid Obor Rakyat Reborn, Bagus Wijanarko mengungkapkan, wawancara dengan Novel itu dilakukan tabloidnya pada Februari lalu. Sedianya laporan ini untuk edisi pertama Obor Rakyat Reborn, yang sempat akan diluncurkan 8 Maret 2019. Namun pada hari H acara terpaksa dibatalkan karena alasan keamanan.

“Pada 19 Maret kami kembali berusaha launching. Tapi acara yang sudah dipersiapkan di salah satu kafe di Jakarta itu kembali gagal. Beberapa orang tak dikenal mendatangi tempat acara, dan menurunkan backdrop yang sudah terpasang,” ungkap Wijanarko melalui akun Facebooknya, Kamis 11 April 2019.

Sebagai salah satu awak redaksi, Wijanarki saya menilai konten Obor Rakyat perlu disebarkan untuk mendapat penilaian publik. Ia berharap masyarakat luas memberi apresiasi atas kerja jurnalistik yang sudah dilakukan.

“Saya juga tak alergi jika ada kritik atas hasil liputan ini. Sebab kebenaran, juga ketidak-benaran, bukanlah monopoli satu pihak,” kata dia.

Seperti diketahui, Tabloid Obor Rakyat pertama kali terbit pada Pemilihan Presiden 2014. Petinggi tabloid ini, yakni pemimpin redaksi Setiyardi Budiono, dan mantan redaktur Darmawan Sepriyossa terjerat pidana.

Menjelang peluncuran Obor Rakyat Reborn, 8 Maret 2019 lalu, cuti bersyarat terhadap Setiyardi Budiono dibatalkan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM. Setiyardi pun kembali mendekam di LP Cipinang, Jakarta Timur.

“Saya tak bisa hadir di acara Obor Rakyat Reborn! Hari ini saya kembali masuk LP Cipinang. Pemerintah membatalkan cuti bersyarat saya, dalam surat yang diberikan saya dianggap meresahkan,” tulis Setiyardi dikutip dari akun facebooknya, Jumat (8/3/2019) lalu.

red: A Syakira

Artikel Terkait

Back to top button