NASIONAL

Pesantren Sidogiri Kecam Penyataan Muwafiq

Jakarta (SI Online) – Salah satu pesantren tertua di Jawa Timur, Pesantren Sidogiri, mengeluarkan pernyataan resmi terkat dugaan penghinaan kepada Nabi Muhammad Saw yang dilakukan penceramah asal Yogyakarta, Ahmad Muwafiq.

Pesantren salaf dengan 13 ribu santri yang didirikan Sayyid Sulaiman pada 1745 M itu dengan tegas menyesalkan dan mengecam pernyataan Muwafiq dalam salah satu ceramahnya.

“Menyesalkan dan mengecam pernyataan-pernyataan Saudara Muwafiq dalam ceramah dimaksud, karena tidak menjaga adab dan terkesan merendahkan pribadi Rasulullah Saw,” ungkap Pesantren Sidogiri, Pasuruan, dalam pernyataan resmi yang ditandatangani Pengasuh Pondok Pesantren Sidogiri KHA. Nawawi Abd. Djalil dan Majelis Keluarga Pondok Pesantren Sidogiri antara lain KH A. Fuad Noerhasan, KH. Abdulloh Syaukat Siradj, H. Bahruddin Thoyyib dan d. Nawawy Sadoellah pada Kamis 5 Desember 2019 atau 8 Rabiutsani 1441 H.

Kemudian, Sidogiri juga meminta Muwafiq untuk segera menarik ucapan-ucapannya tersebut serta mentaubatinya.

Kepada masyarakat, Sidogiri mengimbau untuk meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah Saw, tidak melakukan pembelaan kepada siapapun yang merendahkan martabat beliau, dengan senantiasa berpegang teguh pada ajaran Ahlusunah wal-Jamaah serta tidak fanatik buta dalam membela maupun membenci figur tertentu.

“Mengimbau umat Islam untuk tetap menjaga persatuan umat, kepatuhan terhadap hukum agama dan negara, serta tidak melakukan tindakan-tindakan yang merugikan, dengan tanpa mengurangi ketegasan dalam menolak segala penyimpangan dan penodaan,” bunyi pernyataan terakhirnya.

Sebelum mengeluarkan pernyataan, Pesantren Sidogiri mengaku telah menyimak isi pidato Muwafiq secara utuh dan lengkap, beserta dengan pernyataan tabayun dari yang bersangkutan.

Sidogiri lalu berkesimpulan, ceramah Muwafiq mengandung unsur-unsur yang terkesan merendahkan kemuliaan Nabi Saw, seperti kalimat: Nabi lahir biasa-biasa saja, tidak bersinar; saat kecil rembes; tidak terlalu terurus karena ikut kakeknya; kesenangannya bermain kesana-kemari sehingga tidak sekolah akhirnya tidak bisa baca-tulis; jika saat itu ada jambu maka beliau akan mencuri jambu itu.

Muwafiq, kata Pesantren Sidogiri, juga terkesan meragukan riwayat tentang keistimewaan Nabi pada masa kecil yang telah diyakini kebenarannya oleh kalangan pesantren, dengan mengatakan: “Kita tidak boleh angkuh karena semuanya hanya katanya dan tidak menyaksikan peristiwa itu sendiri secara langsung”.

Pesantren Sidogiri juga menilai, penjelasan tabayun yang dilakukan Muwafiq setelah ramainya ceramah tersebut tidak mengandung pernyataan menarik ucapannya dan bertaubat dari kesalahan itu.

red: shodiq ramadhan

Artikel Terkait

Back to top button