INTERNASIONAL

Rakyat Afghanistan Tuntut AS Cairkan Devisa yang Dibekukan

Kabul (SI Online) – Ratusan orang di Kabul melancarkan demo pada hari Jumat (24/9) menuntut agar Amerika melepaskan miliaran dolar cadangan devisa milik bank sentral Afghanistan yang diblokir di Amerika.

Dilansir Alarabiya (24/9), demonstrasi yang terorganisir dengan baik, menampilkan spanduk dengan pesan yang dicetak dalam bahasa Inggris, agar uang yang dibekukan ketika Taliban mengambil alih kekuasaan, segera dicairkan. Cadangan devisa itu meliputi $ 9 milyar di bank Amerika.

“Kami ingin mereka mencairkan uang ini karena ini uang Afghanistan,” kata Nooruddin Jalali, anggota Asosiasi Pemuda Muslim Afghanistan (NAJM), yang mengikuti aksi demo tersebut.

“Ini adalah uang Afghanistan dan pengusaha kami yang digunakan untuk membeli makanan dan obat-obatan.” Juru bicara Taliban Suhail Shaheen mentweet tentang protes tersebut, menggarisbawahi dukungan pemerintah baru untuk para demonstran dan tuntutan mereka.

Tekanan untuk mengeluarkan dana bank sentral telah meningkat karena krisis ekonomi menyusul runtuhnya pemerintah yang didukung Barat bulan lalu memburuk, membuat jutaan orang berjuang untuk membayar harga makanan dan kebutuhan dasar lainnya yang melonjak.

Kekeringan parah telah mengancam kelaparan di banyak bagian pedesaan Afghanistan, masalahnya juga telah mencapai kota-kota seperti Kabul, di mana banyak pegawai pemerintah tidak dibayar selama berminggu-minggu sementara bank telah memberlakukan batasan ketat pada penarikan tunai.

Orang-orang terpaksa mengantri berjam-jam di luar bank dan dibatasi untuk mengambil $200 atau 20.000 afghani seminggu untuk mencoba mencegah penarikan yang dapat mendorong sistem keuangan ke dalam kehancuran.

Taliban menuduh para pejabat dari pemerintahan sebelumnya mengambil keuntungan jutaan dolar ketika Presiden Ashraf Ghani melarikan diri dari Kabul, tetapi krisis telah menempatkan mereka di bawah tekanan berat ketika mereka berusaha untuk beradaptasi dengan pemerintahan masa damai.

Pada protes hari Jumat, para demonstran memusatkan kemarahan mereka pada pejabat AS, dengan membawa slogan-slogan seperti: “Orang Afghanistan tidak harus membayar harga atas kekalahan Amerika.”

Warga Kabul, Rematullah, mengatakan masalah itu tidak terkait dengan masalah yang mungkin dihadapi Washington dengan individu mana pun. “Itu uang rakyat,” katanya.

Red: Agusdin/Alarabiya

Artikel Terkait

Back to top button